Pengertian Metakognisi – Apa yang dimaksud dengan metakognisi? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian metakognitif menurut para ahli, komponen, indikator, ruang lingkup dan langkah pembelajaran metakognisi secara lengkap.
Baca Juga : Pengertian Psikologi Kognitif
Pengertian Metakognisi
Istilah metakognisi berasal dari bahasa Inggris yaitu metacognition, berasal dari dua kata yang dirangkai yaitu meta dan kognisi atau cognition. Istilah “meta” berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan after, beyond, with, adjacent, yang merupakan suatu prefik yang digunakan untuk menunjukkan pada suatu abstraksi dari suatu konsep. Sedangkan cognition berasal dari bahasa latin yaitu cognoscere, yang berarti mengetahui (to know) dan mengenal (to recognize). Kognisi disebut juga gejala pengenalan, merupakan “the act or proses of knowing including both awareness and judgement”, sedangkan kemampuan metakognisi mencakup aspek kognisi.
Pengertian metakognitif adalah kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Meta kognitif mengendalikan enam tingkatan aspek kognitif yang didefinisikan oleh Benjamin Bloom dalam taksonomi Bloom yang terdiri dari tahap ingatan, pemahaman, terapan, analisis dan sintetis dan evaluasi. Pada tahun 1991 taksonomi ini direvisi oleh David Krathwohl menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, danmencipta (creating) sesuatu sesuai dengan kemampuan siswa.
Definisi metakognisi adalah kesadaran, keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang proses dan cara berpikir pada hal-hal yang mereka lakukan sendiri sehingga meningkatkan proses belajar dan memori.
Metakognisi merupakan aktivitas mental yang menjadikan seseorang dapat mengatur, mengorganisasi dan memantau seluruh proses berpikir yang dilakukan selama menyelesaikan masalah.
Metakognisi juga diartikan sebagai suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri, sehingga apa yang dilakukan dapat terkontrol secara optimal.
Istilah metakognisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh seorang psikolog dari Universitas Stanford bernama John Flavell. Menurut John Flavell, metakognisi adakah pemikiran tentang pemikiran atau pengetahuan seseorang tentang proses kognitifnya. Kata metakognisi terdiri dari dua kata yaitu meta yang berarti setelah,melebihi,atau diatas. Sedangkan kognisi berarti mencakup keterampilan yang berhubungan dengan proses berpikir.
Pengertian Metakognisi Menurut Para Ahli
Wilson dan David (2004)
Pengertian metakognisi menurut Wilson dan David adalah suatu kesadaran peserta didik (awarenes), pertimbangan (consideration) dan pengontrolan atau pemantauan terhadap strategi serta proses kognitif diri mereka sendiri.
Herman dan Suryadi (2008)
Pengertian metakognisi menurut Herman dan Suryadi adalah kesadaran seseorang tentang proses berpikirnya pada saat melakukan tugas tertentu kemudian menggunakan kesadarannya untuk mengontrol apa yang dilakukannya.
Baca Juga : Pengertian Kecerdasan
Desmita (2009)
Pengertian metakognisi menurut Desmita adalah pengetahuan eksplisit yang dimiliki manusia tentang cara berpikir dan pada aturan yang mereka buat sendiri sehingga mereka dapat menjalankannya ketika menerapkan pengetahuan tersebut.
Ormrod (2009)
Pengertian metakognisi menurut Ormrod adalah pengetahuan dan keyakinan mengenai proses-proses kognitif seseorang, serta usaha-usaha sadarnya untuk terlibat dalam proses berperilaku dan berpikir sehingga meningkatkan proses belajar dan memori.
Zakariya (2015)
Pengertian metakognisi menurut Zakariya adalah pengetahuan seseorang tentang sistem kognitifnya, berpikir seseorang tentang berpikirnya, dan keterampilan esensial seseorang dalam belajar untuk belajar.
Komponen Metakognisi
Menurut Flavell (Desmita, 2010), ada 2 komponen metakognisi diantaranya yaitu:
Pengetahuan Metakognisi (Metacognitive Knowledge)
Pengertian pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan yang didapatkan mengenai proses-proses kognitif yakni pengetahuan yang bisa digunakan untuk mengontrol proses kognitif. Selain itu, pengetahuan metakognisi juga bisa diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki seseorang dan tersimpan dalam memori jangka panjang yang dapat diaktifkan atau dipanggil kembali sebagai hasil dari suatu pencarian memori yang dilakukan secara sadar dan disengaja, atau diaktifkan tanpa disengaja atau secara otomatis muncul saat seseorang dihadapkan pada permasalahan tertentu.
Ada 3 jenis pengetahuan metakognisi, diantaranya yaitu:
- Pengetahuan deklaratif yang mengacu pada pengetahuan mengenai fakta dan konsep yang dimiliki seseorang atau faktor yang mempengaruhi pemikirannya dan perhatiannya dalam memecah masalah.
- Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu, bagaimana melakukan langkah atau strategi dalam suatu proses pemecahan masalah.
- Pengetahuan kondisional yang mengacu pada kesadaran seseorang akan kondisi yang mempengaruhi dirinya dalam memecahkan masalah, seperti: kapan suatu strategi seharusnya diterapkan, mengapa menerapkan suatu strategi dan kapan strategi tersebut digunakan dalam memecahkan masalah.
Pengalaman Metakognisi (Metacognitive Experimences)
Pengertian pengalaman atau regulasi metakognisi adalah pengaturan kognisi dan pengalaman belajar seseorang yang meliputi serangkaian aktivitas yang bisa membantu dalam mengontrol kegiatan belajarnya.
Pengalaman metakognisi melibatkan strategi metakognisi atau pengaturan metakognisi. Strategi metakognisi merupakan proses yang berurutan yang digunakan untuk mengontrol aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif sudah dicapai.
Baca Juga : Pengertian Kecerdasan Moral
Ada tiga proses pengalaman metakognisi, diantaranya yaitu:
Proses Perencanaan, yaitu keputusan tentang berapa banyak waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, strategi apa yang akan dipakai, sumber apa yang perlu dikumpulkan, bagaimana memulainya, dan mana yang harus diikuti atau tidak dilaksanakan lebih dulu.
Proses Pemantauan, yaitu kesadaran langsung tentang bagaimana kita melakukan suatu aktivitas kognitif. Proses pemantauan membutuhkan pertanyaan seperti: adakah ini memberikan arti?, dapatkah saya untuk melakukannya lebih cepat? dan lain sebagainya.
Proses Evaluasi. Ini memuat pengambilan keputusan tentang proses yang dihasilkan berdasarkan hasil pemikiran dan pembelajaran. Contohnya, dapatkah saya mengubah strategi yang dipakai?, apakah saya membutuhkan bantuan? dan lain sebagainya.
Tingkatan Kemampuan Metakognisi Seseorang
Menurut Swartz dan Perkins (Mahromah, 2012), ada beberapa tingkatan kemampuan metakognisi seseorang diantaranya yaitu:
Tacit Use
Tacit use adalah jenis pemikiran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tanpa berpikir tentang keputusan tersebut. Dalam hal ini, siswa menerapkan strategi atau keterampilan tanpa kesadaran khusus atau melalui coba-coba dan asal menjawab dalam menyelesaikan masalah.
Aware Use
Aware use adalah jenis pemikiran yang berkaitan dengan kesadaran siswa mengenai apa dan mengapa siswa melakukan pemikiran tersebut. Dalam hal ini siswa menyadari bahwa dirinya harus menggunakan suatu langkah penyelesaian masalah dengan memberikan penjelasan mengenai alasan pemilihan langkah tersebut.
Strategic Use
Strategic use adalah jenis pemikiran yang berkaitan dengan pengaturan individu dalam proses berpikirnya secara sadar dengan menggunakan strategi khusus yang dapat meningkatkan ketepatan berpikirnya. Dalam hal ini, siswa sadar dan mampu menyeleksi strategi atau keterampilan khusus untuk menyelesaikan masalah.
Reflective Use
Reflective use adalah jenis pemikiran yang berkaitan dengan refleksi individu dalam proses berpikirnya sebelum dan sesudah atau bahkan selama proses berlangsung dengan mempertimbangkan kelanjutan dan perbaikan hasil pemikirannya. Dalam hal ini, siswa menyadari dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan dalam langkah penyelesaian masalah.
Indikator Metakognisi
Kemampuan metakognisi seseorang bisa diketahui melalui tiga komponen atau elemen dasar seperti elemen perencanaan, elemen kontrol dan elemen penilaian. Berikut ini indikator dari komponen metakognisi, diantaranya yaitu:
Indikator Perencanaan, terdiri dari:
- Menentukan informasi awal dan petunjuk awal yang berkaitan dengan permasalahan.
- Menentukan/menyusun hal yang harus dilakukan.
- Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
- Memastikan kesesuaian informasi dengan permasalahan.
Baca Juga : Pengertian Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence)
Indikator Pemantauan, terdiri dari:
- Mengatur setiap langkah berjalan dengan baik.
- Menganalisa informasi yang penting untuk diingat.
- Memutuskan langkah yang akan dilakukan selanjutnya apakah perlu terjadi perubahan atau pindah pada petunjuk lain.
- Memutuskan langkah yang harus dilakukan apabila menemukan kendala.
Indikator Penilaian, terdiri dari:
- Memeriksa kembali setiap langkah sudah berjalan dengan baik.
- Memeriksa kembali apakah diperlukan pertimbangan khusus lain dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
- Memperkirakan kemungkinan cara lain yang bisa digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
- Memperkirakan kemungkinan penggunaan strategi yang sudah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan lain.
Ruang Lingkup Metakognisi
Dari sudut pandang ruang lingkupnya, metakognisi bisa dipandang sebagai bagian dari “Model Monitoring Kognitif” yang dikemukakan oleh Flavell (1992:4) yang menyajikan hubungan dinamis antara empat komponen, yaitu metacognitive knowledge, metacognitive experience, goals (or tasks), dan actions (or strategies).
Pengetahuan metakognitif (Metakognitive Knowledge) adalah pengetahuan seseorang tentang unsur-unsur yang mempengaruhi jalannya kognisi dan hasil proses kognitifnya sendiri, yang meliputi:
- Pribadi yang mengacu pada apa yang diyakini seseorang mengenai keadaan pikirannya sendiri (cerdas, kurang cerdas)
- Tugas, yaitu hal yang berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang sifat tertentu (sulit atau mudah)
- Strategi, ini berkaitan dengan pengetahuan seseorang mengenai cara untuk mengejakan sesuatu kegiatan (lebih tepat, kurang tepat, dan lain sebagainya).
Dalam pembelajaran pengetahuan metakognitif yang dimiliki siswa berkaitan dengan keyakinan dirinya tentang kecerdasannya, seberapa pengetahuannya, kesadaran akan tingkat kesulitan tugas yang dikerjakannya dan cara yang dianggap sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan tugas belajarnya.
Pengalaman Metakognisi adalah pengalaman yang mengikuti kegiatan intelektual seseorang. Meskipun pengalaman pada umunya merupakan unsur afektif, namun sepanjang prosesnya melibatkan unsur kognitif.
Pengetahuan metakognitif yang di dalamnya termuat keyakinan berkedudukan sebagai rujukan dan referensi pengalaman metakognisinya. Dalam pengalaman metakognitif terdapat perasaan dan keingintahuan berkedudukan sebagai pemantau dan pengarah (proses) serta bisa memberikan sejumlah dampak penting terhadap tujuan, sedangkan strategi kognitif dan tindakan ekspresinnya berkedudukan sebagai pelaksana dalam rangka mencapai tujuan.
Langkah Pembelajaran Metakognisi
Menurut Apriani (2012), langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode metakognisi, diantaranya yaitu:
Baca Juga : Pengertian Kecerdasan Sosial
Tahap Diskusi Awal (Introductory Discussion)
Pertama, guru menjelaskan tentang tujuan topik yang akan dipelajari. Setiap siswa dibagi bahan ajar dan penanaman konsep berlangsung dengan menjawab pertanyaan yang tertera dalam bahan ajar tersebut. Siswa dibimbing menanamkan kesadaran dengan bertanya dan menjawab pada diri sendiri pertanyaan yang diajukan dalam bahan ajar. Melalui pertanyaan yang diberikan, siswa diharapkan bisa memahami uraian materi dan sadar apa yang dilakukannya, bagaimana melakukannya, bagian mana yang belum dipahami pertanyaan apa yang timbul dan bagaimana upaya untuk mencari solusinya. Contoh pertanyaan dalam tahapan ini “Apakah saya memahami semua uraian materi tadi?” Jika belum memahami, apa yang ingin saya tanyakan? Diskusikan pertanyaan tersebut dengan kelompok. Apa hasil diskusi tersebut?
Tahap Kerja Mandiri/Individu (Independent Work)
Siswa diberikan persoalan dengan topik yang sama dan mengerjakan secara individual. Guru berkeliling kelas dan memberikan pengaruh timbal balik secara individual. Pengaruh timbal balik metakognitif akan menuntun siswa untuk memusatkan perhatian pada kesalahannya dan memberikan petunjuk agar siswa dapat mengoreksinya sendiri. Guru membantu siswa mengawasi cara berpikirnya, tidak hanya memberikan jawaban benar saat siswa membuat kesalahan namun juga menuntun proses berpikirnya agar siswa menemukan jawaban yang benar.
Tahap Penyimpulan
Pada tahap penyimpulan, siswa melakukan rekapitulasi dari apa yang telah dilakukan dikelas. Pada tahap ini siswa menyimpulkan sendiri, dan guru membimbing dengan memberikan pertanyaan seperti:
- Apa yang kamu pelajari hari ini?
- Apa yang kamu pelajari tentang diri kamu sendiri dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan?
Baca Juga : Pengertian Berpikir Kritis
Demikian artikel pembahasan tentang pengertian metakognitif menurut para ahli, komponen, indikator, ruang lingkup dan langkah pembelajaran metakognisi secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.