Pengertian, Karakteristik, Fungsi, Manfaat dan Strategi Experiential Marketing Lengkap – Experiential marketing adalah suatu usaha yang digunakan perusahaan atau pemasar untuk mengemas produk sehingga mampu menawarkan pengalaman emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen. Experiential berasal dari kata experience yang berarti sebuah pengalaman.
Experiential marketing merupakan metode pemasaran baru yang dikenalkan oleh Bernd H. Schmitt melalui buku yang berjudul: Experiential Marketing: How to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act, and Relate to Your Company and Brands.
Pengertian Experiential Marketing yang lain yaitu, Experiential Marketing ialah suatu aktivitas untuk melakukan antisipasi, pengelolaan dan pencapaian kepuasan konsumen melalui proses pertukaran yang merupakan peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi sebagai tanggapan atau beberapa stimulus.
Dengan adanya experiential marketing, pelanggan akan dapat membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya karena mereka dapat merasakan dan mendapatkan pengalaman secara langsung.
Pengertian Experiential Marketing Menurut Para Ahli
Andreani (2007)
Menurut Andreani, Experiential Marketing yaitu lebih dari sekadar memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk mendapatkan pengalaman atas keuntungan yang diperoleh dari produk atau jasa itu sendiri namun juga membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap pemasaran, khususnya penjualan. Experiential marketing merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap brand/product/service untuk meningkatkan penjualan (sales) dan brand image (awareness).
Handi Chandra (2008:166)
Menurut Handi Chandra, Experiential marketing yaitu strategi pemasaran yang dibungkus dalam bentuk kegiatan sehingga memberi pengalaman yang dapat membekas dihati konsumen.
Smilansky (2009:13)
Menurut Smilansky, Experiential Marketing yaitu proses mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan aspirasi yang menguntungkan, melibatkan konsumen melalui komunikasi dua arah yang membawa kepribadian merek untuk hidup dan menambah nilai target audiens. Komunikasi dua arah dan keterlibatan interaktif adalah kunci untuk menciptakan pengalaman mengesankan yang mendorong word of mouth, dan mengubah konsumen menjadi pendukung merek dan loyalitas pelanggan terhadap suatu merek.
Kartajaya (2004:166)
Menurut Kartajaya, Experiential Marketing yaitu suatu konsep pemasaran yang bertujuan untuk membentuk konsumen-konsumen yang loyal dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif terhadap produk dan service.
Karakteristik Experiential Marketing
Menurut Schmitt (1999:57), Experiential Marketing memiliki empat karakteristik yaitu:
Fokus pada pengalaman pelanggan
Pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau melewati situasi tertentu yang memberikan nilai indrawi, emosional, kognitif, perilaku dan relasional yang menggantikan nilai fungsional. Dengan adanya pengalaman bisa menghubungkan badan usaha beserta produknya dengan gaya hidup konsumen yang mendorong terjadinya pembelian pribadi dalam lingkup usaha.
Pola konsumsi
Analisis pola konsumsi bisa menimbulkan hubungan untuk menciptakan sinergi yang lebih besar. Produk dan jasa tidak lagi dievaluasi secara terpisah, namun bisa dievaluasi sebagai bagian dari keseluruhan pola penggunaan yang sesuai dengan kehidupan konsumen. Hal yang paling penting, pengalaman setelah pembelian diukur melalui kepuasan dan loyalitas.
Keputusan rasional dan emosional
Pengalaman hidup sering digunakan untuk memenuhi fantasi, perasaan dan kesenangan. Banyak keputusan dibuat dengan menuruti kata hati dan tidak rasional. Experiential marketing pelanggan merasa senang dengan keputusan pembelian yang sudah dibuat.
Metode dan perangkat bersifat elektik
Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih bersifat elektrik. Maksudnya lebih bergantung pada objek yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi daripada menggunakan suatu standar yang sama. Pada experiential marketing, merk bukan hanya sebagai pengenal badan usaha, namun lebih sebagai pemberi pengalaman positif pada konsumen sehingga bisa menimbulkan loyalitas pada konsumen terhadap badan usaha dan merk tersebut.
Fungsi dan Manfaat Experiential Marketing
Experiential marketing makin banyak digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan experiential connections dengan konsumen. Experiential marketing sangat relevan bagi perusahaan marketing karena bisa digunakan secara menguntungkan dalam banyak situasi, berikut ini beberapa manfaat dan fungsi experiential marketing bagi perusahaan:
- Membangkitkan kembali merk datang yang mengalami penurunan.
- Mendiferensiasikan produk dari pesaing.
- Menciptakan image dan identitas bagi perusahaan.
- Mempromosikan inovasi.
- Mendorong percobaan, pembelian dan loyal consumption.
Fungsi experiential marketing bagi pemasar diharapkan bisa menggunakan berbagai pilihan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, baik untuk mencapai brand awareness, brand perception, brand equity ataupun brand loyality. Experential marketing merupakan peluang pada pelanggan untuk mendapatkan serangkaian pengalaman atas merk dan jasa yang memberikan cukup informasi untuk melakukan keputusan pembelian. Aspek emosional dan rasional yanki beberapa aspek yang akan dibidik pemasar melalui program tersebut.
Strategi Experiential Marketing
Menurut Schmitt (1999:64-99), Experiential Modules (SEMs) menggambarkan lima tipe penglaman konsumen yang merupakan dasar experiential marketing. Berikut adalah kelima tiope tersebut:
Sense (Panca Indera)
Sense marketing memiliki daya tarik dengan indera, Ini memiliki tujuan untuk menciptakan pengalaman sensorik melalui penglihatan, suara, sentuhan, rasa dan penciuman. Sense marketing bisa digunakan untuk membedakan perusahaan dan produk, untuk memotivasi konsumen, dan menambah nilai produk. Sense marketing memerlukan pemahaman mengenai bagaimana mencapai dampak sensorik.
Tujuan keseluruhan kampanye sense ini yaitu untuk menciptakan kesenangan estetika, kegembiraan, keindahan, dan kepuasan melalui rangsangan indera. Ada tiga strategi kunci yang bisa memotivasi sense marketing. Organisasi bisa menggunakan sense marketing untuk membedakan diri dan produk di pasar, memotivasi konsumen untuk membeli produk dan memberikan nilai pada konsumen.
Feel (Perasaan)
Feel marketing menarik perasaan dan emosi pelanggan dengan tujuan menciptakan pengalaman afektif dari suasana hati positif berhubungan dengan merek hingga emosi yang kuat dari kegembiraan dan kebanggaan. Hal yang dibutuhkan dalam feel marketing yaitu pemahaman stimulus apa yang bisa merangsang emosi tertentu dan juga kemauan konsumen untuk terlibat dalam pengambilan perspektif dan empati.
Think (Pola Pikir)
Think marketing menarik kecerdasan dengan tujuan penciptaan kognitif, pengalaman pemecahan masalah yang melibatkan konsumen secara kreatif. Think menarik untuk melibatkan pelanggan berfikir memusat dan menyebar melalui kejutan, intrik dan provokasi. Think marketing tidak hanya untuk produk berteknologi tinggi namun juga bisa digunakan untuk desain produk, eceran, dan dalam pengkomunikasian industri lainnya.
Act (Perilaku)
Act marketing bertujuan memengaruhi pengalaman tubuh, gaya hidup dan juga interaksi. Act marketing memperkaya kehidupan pelanggan dengan meningkatkan pengalaman fisik mereka, menunjukkan pada pelanggan cara lain untuk melakukan kegiatan, gaya hidup alternatif dan interaksi.Seringkali perubahan gaya hidup lebih memotivasi, menginspirasi dan spontan secara alami dan juga dibawa panutan. Iklan pada act marketing menunjukkan hasil perilaku atau gaya hidup.
Relate (Pertalian)
Relate marketing berisi mengenai aspek pemasaran sense, feel, think, dan act. Akan tetapi, relate marketing berkembang melampaui kepribadian individu, perasaan pribadi, dengan begitu menambah pengalaman individu dan menghubungkan individu tersebut dengan dirinya sendiri, orang lain maupun budaya.
Kampanye relate menarik bagi keinginan individu untuk pengembangan diri. Mereka menarik kebutuhan untuk dianggap positif oleh orang lain. Mereka mengaitkan orang dengan sistem sosial yang lebih luas yang membangun hubungan merk yang kuat dan komunitas merk.
Experiences Providers (Expros)
Experiences providers (Expros) merupakan alat taktis untuk mengimplementasi experiental marketing. Menurut Schmitt, (1999:72-74), Experiences providers terdiri atas:
Communications (komunikasi)
Komunikasi dalam Experiential providers merrupakan promosi yang dilakukan perusahaan berupa periklanan, majalah dan katalog, brosur, surat kabar, laporan tahunan dan lain sebagainya.
Visual/Verbal Indentity (identitas visual)
Verbal indentity bisa digunakan untuk menciptakan merek yang menyentuh panca indera, perasaan, pikiran, perilaku dan pertalian dalam bentuk nama, logo, dan tanda perusahaan.
Product Present (bentuk produk)
Produk present Expros mencakup produk, pengemasan dan display produk serta karakter merek sebagai bagian dari pengemasan.
Co-branding
Co-branding ini gunakan untuk mengembangkan satu atau beberapa Experiential module, co-branding expros mencakup even marketing, sponsorship, patnership dan bentuk kerjasama lainnya.
Spatial environments (ruang)
Spatial environments ini mencakup desain gedung, kantor, atsmosfer dan lain sebagainya
Website (situs)
Website perusahaan bisa membentuk penciptaan SEMs. Warna , suara dan kreatifitas menu dalam situs merupakan bagian dari pembentukan pengalaman pengguna situs perusahaan.
People (staff atau karyawan yang ada diperusahaan)
People dapat dijadikan kekuatan diantara ExPros yang lainnya , hal tersebut karena keberadaannya sebagai sesuatu yang dinamis, kemampuannya dalam berinteraksi dengan pelanggan, serta pengaruhnya yang bisa dirasakan secara langsung oleh pelanggan. People dalam ExPros mencakup tenaga penjual, perwakilan perusahaan dan juga personel lain yang secara langsung dapat berinteraksi dengan konsumen.
Demikian artikel pembahasan tentang”Pengertian, Karakteristik, Fungsi, Manfaat dan Strategi Experiential Marketing“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.
Originally posted 2023-04-30 04:47:58.