Pengertian Kemalasan Sosial (Social Loafing) – Apa yang dimaksud dengan kemalasan sosial? Apa itu kemalasan sosial (social loafing)? Jelaskan penyebab kemalasan sosial! Jelaskan cara mengatasi kemalasan sosial? Apa saja dampak kemalasan sosial?
Baca Juga : Pengertian Realitas Sosial
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian kemalasan sosial menurut para ahli, dimensi, aspek, faktor penyebab, cara mengatasi dan dampak kemalasan sosial (social loafing) secara lengkap.
Pengertian Kemalasan Sosial (Social Loafing)
Tokoh yang pertama kali memperkenalkan istilah social loafing adalah Latane, Williams & Harkins pada tahun tahun 1979 dalam jurnal psikology berjudul Many hands make light the work: The causes and consequences of social loafing.
Pengertian kemalasan sosial (social loafing) adalah penurunan motivasi dan usaha individu bila bekerja secara kolektif dalam kelompok dibandingkan bekerja sendiri.
Definisi social loafing yaitu kecenderungan penurunan usaha atau kinerja individu akibat kehadiran orang lain atau bekerja dalam kelompok saat dalam kelompok dibandingkan saat bekerja sendiri atau independen.
Pengertian Kemalasan Sosial (Social Loafing) Menurut Para Ahli
Karau dan Williams (1993)
Pengertian social loafing adalah kecenderungan individu untuk mengurangi motivasi dan usahanya saat bekerja dalam kelompok atau secara kolektif dibandingkan saat bekerja sendiri. Mereka menurunkan usaha mereka karena yakin tugas tersebut juga dikerjakan oleh orang lain.
Baron dan Byrne (2004)
Definisi Social Loafing adalah membiarkan orang lain melakukan pekerjaan saat menjadi bagian dari kelompok. Social loafing cukup umum terjadi dalam berbagai tugas, baik yang bersifat kognitif maupun yang melibatkan usaha fisik. Social loafing memiliki dampak negatif, terutama bagi organisasi maupun kelompok. Salah satu dampak negatif dari social loafing adalah berkurangnya performa kelompok (group performance).
Alnuaimi, Robert & Maruping (2009)
Social loafing merupakan masalah yang disebabkan karena kurangnya kontrol dan koordinasi dalam kelompok.
Ying, Li, Jiang, Peng, dan Lin (2014)
Sosial loafing juga diartikan sebagai kebiasaan individu berperilaku untuk melakukan kemalasan yang rentan terjadi saat bekerja dalam kelompok.
Baca Juga : Pengertian Modal Sosial
Dimensi Social Loafing
Terdapat 2 (dua) dimensi kemalasan sosial menurut Latane, Williams & Harkins (1981), antara lain:
Dilution Effect
Pengertian dilution effect adalah dimensi dimana individu kurang termotivasi karena merasa kontribusinya tidak berarti atau menyadari bahwa penghargaan yang diberikan pada individu tidak ada.
Immediacy Gap
Pengertian immediacy gap adalah dimensi dimana individu merasa terasingkan dari kelompok. Hal ini berarti semakin jauh anggota kelompok dari anggotanya maka ia akan semakin jauh dengan pekerjaan yang dibebankan padanya.
Aspek Social Loafing
Menurut Myers (2012), ada beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya social loafing atau kemalasan sosial, diantaranya yaitu:
Menurunnya motivasi untuk terlibat dalam kegiatan kelompok
Motivasi kerja individu untuk terlibat atau melakukan kegiatan tertentu akan berkurang ketika bekerja bersama orang lain. Hal itu juga disebabkan karena anggapan adanya orang lain yang kemungkin memberikan respon yang hampir sama terhadap stimulus.
Sikap pasif
Anggota kelompok lebih memilih untuk diam dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengerjakan tugas kelompok.
Pelebaran tanggung jawab
Usaha untuk mencapai tujuan kelompok adalah usaha bersama yang dilakukan seluruh anggota kelompok.
Mendompleng pada usaha orang lain (free ride)
Individu dengan pemahamana bahwa masih ada orang lain yang mau melakukan usaha kelompok lebih cenderung akan mendompleng pada individu lain dalam melakukan usaha kelompok.
Penurunan kesadaran terhadap penilaian dari orang lain
Kemalasan sosial dapat pula terjadi karena dalam kelompok terjadi penurunan terhadap pemahaman atau kesadaran akan penilaian diri mereka dari orang lain.
Baca Juga : Pengertian Integrasi Sosial
Faktor Penyebab Terjadinya Social Loafing
Terdapat sejumlah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pemalasan sosial atau social loafing berdasarkan pendapat Latane, Williams dan Harkins (1979), antara lain:
Atribusi dan kesetaraan
Proses atribusi dapat menyebabkan seorang individu melakukan pemalasan sebab mereka menganggap orang lain tak kompeten dan tak berguna mengeluarkan usaha yang lebih keras dari anggota kelompok yang lainnya.
Pengaturan target tidak maksimal
Tujuan kelompok yang tak maksimal menyebabkan seseorang melakukan loafing karena menganggap kelompok akan mudah menyelesaikan tugas sehingga usaha anggota kelompok yang lain dianggap sudah cukup sehingga individu tidak perlu mengeluarkan usaha yang lebih banyak.
Kontingensi tidak seimbang
Seseorang melakukan pemalasan sebab adanya anggapan bahwa hasil yang ia peroleh dengan usaha yang ia lakukan tak sesuai akibat berada dalam kelompok.
Evaluasi kelompok
Sorang individu cenderung akan melakukan pemalasan apabila dirinya atau orang lain tak melakukan evaluasi pada pekerjaannya.
Kohesi kelompok
Seorang individu yang berada dalam kelompok yang tidak kohesif akan cenderung melakukan pemalasan sebab antara anggota tak saling mengenal.
Distribusi keadilan
Anggapan seseorang yang menyatakan bahwa hasil kerja setiap anggota kelompok tak akan memperoleh penghargaan yang sama akan menyebabkan orang tersebut melakukan pemalasan dan akan mengurangi usaha mereka dalam kelompok.
Kolektivitas individu
Individu yang berasal dari budaya individualis cenderung akan melakukan social loafing dibandingkan individu yang berasal dari budaya kolektivis. Hal tersebut disebabkan karena individu dengan budaya kolektivis akan lebih berorientasi pada kelompok dan menempatkan tujuan kelompok sebagai hal yang penting.
Baca Juga : Pengertian Konflik Sosial
Kinerja rekan kerja
Seseorang akan melakukan pemalasan apabila ada anggapan bahwa ia tak perlu lagi bekerja keras sebab ia merasa dengan begitu usaha anggota kelompok yang lain akan tinggi.
Motivasi berprestasi
Seseorang dengan motivasi prestasi rendah akan cenderung melakukan pemalasan sebab motivasi merupakan hal yang perlu dimiliki agar tak melakukan pemalasan.
Ukuran kelompok
Dengan semakin besarnya jumlah anggota kelompok maka hal tersebut juga akan meningkatkan kecenderungan individu untuk melakukan pemalasan dan ia akan merasa kontribusinya terbagi dengan anggota lainnya.
Dampak Social Loafing
Berikut ini beberapa dampak kemalasan sosial dalam kelompok, diantaranya yaitu:
- Dapat menimbulkan rasa iri, menurunkan potensi dan kohesivitas kelompok yang nantinya akan berpengaruh pada kepuasan, kehadiran dan performa kelompok.
- Hilangnya motivasi kerja anggota kelompok.
- Hilangnya kesempatan untuk melatih keterampilan dan pengembangan diri individu.
- Terhambatnya produktivitas individu akibat harus bekerja dalam kelompok.
Cara Mengatasi Social Loafing
Berikut ini beberapa cara mengatasi atau mengurangi kemalasan sosial dalam kelompok diantaranya yaitu:
- Lakukan evaluasi pada tugas setiap individu, karena dengan mengevaluasinya lama bisa diketahui seberapa besar kontribusi seorang induvidu dalam kelompok.
- Memberi pemahaman kepada anggota kelompok bahwa setiap tugas individu dalam kelompok itu penting dan berkontribusi bagi keberlangsungan kelompok.
- Meningkatkan komitmen semua anggota dalam kelompok.
Berdasarkan pendapat Baron dan Byrne (2003), terdapat sejumlah kondisi yang meminimalisir terjadinya kemalasan sosial pada individu, diantaranya yaitu:
- Adanya penekanan usaha dan hasil individual dibanding kelompok.
- Memprediksi kinerja orang lain buruk.
- Berpandangan bahwa keikutsertaan individu dalam kelompok itu penting.
- Bekerja bersama orang yang menghargai kinerja orang lain.
- Setiap anggota kelompok mengganggap tugas mereka penting bagi kelompok.
- Bekerja dalam kelompok kecil.
Baca Juga : Pengertian Dinamika Sosial
Demikian artikel pembahasan tentang pengertian kemalasan sosial menurut para ahli, dimensi, aspek, faktor penyebab, cara mengatasi dan dampak kemalasan sosial (social loafing) secara lengkap. Semoga bermanfaat