Kebijakan Dividen (Dividend Policy) – Apa yang dimaksud dengan kebijakan dividen? Sebutkan jenis-jenis dividen! Apa saja faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen?
Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian kebijakan dividen menurut para ahli, teori, jenis dan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen secara lengkap.
Baca Juga : Pengertian Dividen
Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang didapatkan perusahaan akan dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk pembiayaan investasi di masa mendatang.
Kebijakan dividen merupakan pengambilan keputusan dalam menentukan jumlah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan/dibayarkan pada pemegang saham sebagai dividen dan berapa banyak yang harus ditanam kembali (laba ditahan) sebagai pembiayaan investasi di masa depan.
Apabila perusahaan memilih membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan kemudian mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Begitu sebaliknya, apabila laba yang didapatkan perusahaan digunakan sebagai laba ditahan, maka kemampuan pembentukan dana intern perusahaan akan semakin besar.
Pengertian Kebijakan Dividen Menurut Para Ahli
Sutrisno (2003)
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan.
Sartono (2008)
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang.
Sudana (2011)
Pengertian kebijakan dividen adalah bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan.
Riyanto (2011)
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan.
Baca Juga : Pengertian Pasar Modal
Teori Kebijakan Dividen
Menurut Eugene dan Houston (2004), ada beberapa teori kebijakan dividen diantaranya yaitu:
Dividend Irrelevance Theory
Dalam teori dividend irrelevance menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan jika laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Keuntungan yang diperoleh atas kenaikan harga saham akibat pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham karena adanya penjualan saham baru. Untuk itu, pemegang saham bisa menerima kas dari perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran dividen atau menerimanya dalam bentuk capital gain. Dijelaskan kembali bahwa kemakmuran pemegang saham tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen saat ini maupun di masa datang.
The Bird in Hand Theory
Dalam teory ini menyatakan investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa dividen dibanding menunggu capital gain. Dividen lebih baik dari saldo laba sebab pada akhirnya saldo laba memungkinkan tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa depan. Biaya ekuitas akan naik apabila dividen dikurangi, sebab pemegang saham akan membayarkan keuntungan yang lebih tinggi dan pertimbangan risiko dan kepastian akan reinvestasinya. Sebaliknya, biaya ekuitas akan mengalami penurunan seiring peningkatan pembayaran dividen sebab investor kurang yakin akan penerimaan dari keuntungan modal yang seharusnya berasal dari saldo laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan dividen.
Tax Preferance Theory
Teori tax prefererance menyatakan bahwa investor menginginkan perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan digunakan untuk membiayaai investasi dibanding dividen dalam bentuk kas. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen. Sebaba dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi dibanding capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen yield yang tinggi.
Jenis-Jenis Kebijakan Dividen
Berdasarkan jumlah pembayaran dividen, kebijakan dividen terbagi menjadi 4 (empat) jenis, antara lain:
Kebijakan yang stabil (stable dividend per share policy) adalah kebijakan dividen dimana jumlah pembayaran dividen yang sama besar dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan ini adalah untuk menjaga kesan para investor terhadap perusahaan tersebut. Apabila perusahaan menerapkan kebijakan yang stabil berarti pendapatan bersih perusahaan tersebut juga stabil dari tahun ke tahun.
Baca Juga : Pengertian Struktur Modal
Constant Dividend Payout Ratio Policy
Kebijakan dividend payout ratio yang tetap (constant dividend payout ratio policy) adalah kebijakan dividen dimana jumlah dividen akan berubah sesuai dengan jumlah laba bersih, tapi rasio dividen dan laba ditahan tetap sama.
Compromise Policy
Kebijakan kompromi (compromise policy) adalah kebijakan dividen yang terletak antara kebijakan dividen per saham yang stabil dan kebijakan dividen output ratio yang konstan ditambah dengan persentasi tertentu pada tahun-tahun yang mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi.
Residual Dividend Policy
Kebijakan dividen residual (residual dividend policy) adalah kebijakan dividen yang dikeluarkan perusahaan apabila sedang menghadapi kesempatan investasi yang tidak stabil sehingga manajemen menghendaki agar dividen hanya dibayarkan ketika laba bersih tinggi.
Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menurut Van Horne dan Wachowicz (2009), diantaranya yaitu:
Likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan menjadi salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan dalam menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham. Sehingga, semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Artinya, semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di masa depan, maka rasio pembayaran dividennya semakin tinggi.
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat tingkat pertumbuhan sebuah perusahaan, maka kebutuhan dana untuk membiayai perusahaan semakin besar. Semakin besar kebutuhan dana masa yang akan datang untuk membiayai pertumbuhan, biasanya perusahaan tersebut lebih senang untuk menahan pendapatannya dibanding dibayarkan sebagai dividen pada pemegang saham dengan mengingat batasan biayanya. Artinya, semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, semakin besar bagian pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, maka semakin rendah dividend payout rationya.
Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan menetapkan pelunasan utang akan diambilkan dari laba ditahan, maka perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, artinya hanya sebagian kecil dari pendapatan (earnings) yang dapat dibayarkan sebagai dividen, atau dapat dikatakan perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
Baca Juga : Pengertian Saham
Pengawasan Terhadap Perusahaan Dana Berasal
Terdapat perusahaan yang hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan itu dijalankan berdasarkan pertimbangan bahwa apabila ekspansinya dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol dari kelompok dominan dalam perusahaan. Begitu juga apabila biaya ekspansi berasal dari hutang akan memperbesar risiko keuangannya. Mempercatatkan pembelanjaan intern sebagai usaha mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, artinya mengurangi dividend payout ratio.
Peluang Ke Pasar Modal
Sebuah perusahaan besar yang sudah berjalan dengan baik, mempunyai catatan profitabilitas dan stabilitas data, maka perusahaan akan berpeluang besar masuk ke pasar modal dan bentuk pembiayaan eksternal lainnya. Namun, perusahaan yang baru atau perusahaan bersifat coba-coba akan lebih banyak risiko bagi penanam modal potensial. Kemampuan perusahaan untuk menaikkan modal atau dana pinjaman dari pasar modal akan teratas sehingga perusahaan seperti harus menahan lebih banyak laba untuk membiayai operasinya. Jadi, perusahaan yang sudah mapan cenderung memberi tingkat pembayaran yang lebih tinggi dibanding perusahaan kecil ataupun perusahaan baru.
Demikian artikel pembahasan tentang pengertian kebijakan dividen menurut para ahli, teori, jenis dan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen secara lengkap. Semoga bermanfaat