Ilmu Geografi – Pengertian dan Komponen Pengindraan Jauh (IndraJa)
Pengindraan jauh sering disingkat indraja. Menurut Lillesand dan Keifer, indraja adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah, atau gejala yang sedang dikaji.
Adapun menurut Lindgren, indraja adalah teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan bumi.
Alat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah alat pengindra atau sensor, umumnya berupa kamera. Kamera tersebut dipasang pada sebuah wahana, antara lain pesawat terbang, satelit, dan pesawat ulang-alik. Fungsi kamera sebagai sensor adalah merekam segala objek, baik di permukaan bumi maupun di tr.gkasa. Karena perekaman atau pengindraannya dilakukan dari jarak jauh sehingga disebut pengindraan jauh (indraja).
Komponen IndraJa
Komponen-komponen dalam indraja merupakan serangkaian objek yang saling berkaitan dan bekerja sama secara terkoordinasi untuk melakukan pengindraan.
Rangkaian komponen dalam indraja meliputi sumber tenaga, atmosfer, objek, sensor, wahana, perolehan data, dan pengguna data.
1. Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses indraja terdiri atas tenaga alamiah dan tenaga buatan. Tenaga alamiah adalah sinar Matahari, sedangkan tenaga buatan adalah berupa gelombang mikro. Fungsi tenaga tersebut adalah menyinari objek permukaan bumi dan memantulkannya pada sensor. Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda. Hal itu bergantung pada keadaan cuaca, topografi atau bentuk permukaan bumi, dan waktu penyinaran. Jumlah energi yang diterima oleh suatu objek saat Matahari berada pada posisi tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (pagi atau sore hari). Makin banyak energi yang diterima suatu objek, makin cerah warna objek tersebut.
2. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, antara lain karbon dioksida nitrogen, dan oksigen. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap memantulkan, dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Oleh karena itu, di dalam indraja terdapa: istilah jendela atmofer, yaitu bagian spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi Dengan demikian keadaan atmosfer sangat berpengaruh terhadap pancaran energi. Keadaan atmosfer dapat menghalangi pancaran sumber tanaga ke muka bumi. Kondisi tersebut berarti menghalangi pula interaksi antara tenaga dan objek.
3. Interaksi Antara Tenaga dan Objek
Interaksi antara tenaga dan objek dapat terlihat pada rona yang dihasilkan. Tiap-tiap objek memiliki karakteristik yang berbeda- beda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terlihat cerah pada citra, sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contohnya, batu gamping yang mempunyai daya pantul tinggi akan terlihat lebih cerah daripada batu granit yang mempunyai daya pantul rendah.
4. Sensor dan Wahana
a. Sensor
Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan sensor elektronik.
- Sensor fotografik merekam objek melalui proses kimiawi yang dapat dipasang pada pesawat udara maupun satelit. Sensor fotografik itu menghasilkan foto. Sensor fotografik yang dipasang pada pesawat udara menghasilkan citra foto (foto udara), sedangkan jika dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit).
- Sensor elektronik merupakan sensor yang bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik selanjutnya dapat diproses menjadi data visual atau digital dengan menggunakan komputer. Sensor elektronik itu menghasilkan citra indraja (lebih dikenal dengan sebutan citra).
b. Wahana
Wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan data indraja. Berdasarkan ketinggian peredaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
- Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya antara ‘l .000 m dan 9.000 m di atas permukaan bumi.
- Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan bumi.
- Satelit, yaitu wahana yang ketinggian peredarannya antara 400 km sampai dengan 900 km di atas permukaan bumi.
5. Perolehan Data
Data indraja diperoleh dengan cara manual atau dengan cara numerik (digital). Secara manual data diperoleh melalui interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu yang dinamakan stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi. Adapun secara numerik data diperoleh dengan menggunakan komputer.
6. Pengguna Data
Penggunaa data merupakan komponen yang penting dalam sistem indraja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan informasi hasil indraja. Jika tidak ada pengguna, data indraja tidak akan ada manfaatnya. Data indraja sangat bermanfaat untuk memperoleh data spasial yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, kerincian, keandalan, dan kesesuaiannya terhadap kebutuhan pengguna sanagt menentukan diterima atau tidaknya data hasil indraja oleh pengguna.
Sekian materi yang diberikan seputar Ilmu Geografi – Pengertian dan Komponen Pengindraan Jauh (IndraJa) , semoga dapat membantu dan menambah wawasan para pembaca khusus nya dalam pelajaran Geografi. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai bertemu dipostingan selanjutnya…
Baca Artikel Terkait :