Pengertian Kesiapan Kerja, Ciri, Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Menurut Para Ahli Lengkap – Pengertian kesiapan kerja adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja sehingga mampu untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Menurut Pool & Sewell (2007), untuk memiliki kesiapan kerja yang tinggi diperlukan beberapa hal diantaranya keahlian sesuai dengan bidangnya, kepribadian, kecerdasan dan wawasan yang luas, pemahaman dalam berpikir yang membuat seseorang dapat memilih serta merasa nyaman dengan pekerjaannya sehingga bisa meraih keberhasilan terutama dalam dunia kerja.
Pengertian Kesiapan Kerja Menurut Para Ahli
Sofyan (1991)
Menurut Sofyan, pengertian kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil maksimal dengan target yang telah ditentukan.
Sugihartono (1991)
Menurut Sugihartono, pengertian kesiapan kerja adalah kondisi yang menunjukkan adanya keserasian antara kematangan fisik, kematangan mental serta pengalaman belajar sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau tingkah laku tertentu dalam hubungan dengan pekerjaan.
Fitriyanto (2006)
Menurut Fitriyanto, pengertian kesiapan kerja adalah kondisi yang menunjukkan adanya keserasian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan.
Makki dkk (2015)
Menurut Makki dkk, pengertian kesiapan kerja adalah keterampilan, pengetahuan dan sikap yang akan memungkinkan untuk membantu lulusan baru agar dapat berkontribusi secara produktif terhadap pencapaian tujuan organisasi yang terdapat di tempat individu tersebut bekerja.
Ciri-Ciri Kesiapan Kerja
Menurut Sofyan (1991), ada 3 (tiga) ciri-ciri yang menunjukkan seseorang memiliki kesiapan kerja, diantaranya yaitu:
Tingkat kematangan. Ini menunjukkan pada proses perkembangan atau pertumbuhan yang sempurna, dalam arti siap digunakan. Kesiapan dibedakan menjadi kesiapan fisik yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan kesiapan mental yang berhubungan dengan aspek kejiwaan.
Pengalaman. Pengalaman yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan, kesempatan yang tersedia, dan pengaruh dari luar yang tidak sengaja. Pengalaman merupakan salah satu faktor penentu kesiapan karena bisa menciptakan suatu lingkungan yang dapat dipengaruhi perkembangan kesiapan seseorang.
Keadaan mental dan emosi yang serasi. Ini meliputi keadaan kritis, memiliki pertimbangan yang logis, objektif, bersikap dewasa dan emosi terkendali, kemauan untuk bekerja dengan orang lain, memiliki kemampuan untuk menerima, kemauan untuk maju serta mengembangkan keahlian yang dimiliki.
Menurut Anoraga (2009), ciri-ciri seseorang memiliki kesiapan kerja diantaranya yaitu:
Memiliki motivasi. Motivasi diartikan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.
Memiliki kesungguhan atau keseriusan. Kesungguhan atau keseriusan dalam bekerja turut menentukan keberhasilan kerja karena tanpa adanya keduanya suatu pekerjaan tidak akan bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan dibutuhkan adanya kesungguhan, agar pekerjaannya berjalan dan selesai sesuai dengan target yang diinginkan.
Memiliki keterampilan yang cukup. Keterampilan adalah cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu atau penguasaan individu terhadap suatu perbuatan. Jadi untuk memasuki pekerjaan sangat dibutuhkan suatu keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang dipilihnya, yaitu keterampilan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa pengaruh dari orang lain dengan alternatif-alternatif yang akan dipilih.
Memiliki kedisiplinan. Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu tertib terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan sikap disiplin sangat diperlukan demi peningkatan prestasi kerja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat pada waktunya, pulang pada waktunya dan selalu taat pada tata tertib.
Aspek Kesiapan Kerja
Menurut Robbins dan Judge (2007), ada 2 (dua) aspek dalam kesiapan kerja, diantaranya yaitu:
Kemampuan, yaitu kadar sejauh mana seseorang memiliki keterampilan, mampu, bisa, serta dapat menyelesaikan suatu tugas pekerjaan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya sehingga memberikan hasil dan mencapai tujuan kerjanya.
Kemauan, yaitu kematangan psikologis atau kematangan soft skill, yang dikaitkan dengan tanggung jawab, komitmen, integritas, dan motivasi, untuk melakukan suatu tugas pekerjaan.
Menurut Brady (2010), ada 6 (enam) aspek kesiapan kerja diantaranya yaitu:
Tanggung Jawab (Responsibility)
Tanggung jawab adalah bentuk kesadaran individu dalam berperilaku untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas selama berada ditempat kerja meski tanpa adanya pengawasan dari orang lain. Individu yang siap bekerja memiliki perasaan atau keinginan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Tanggung jawab melibatkan integritas pribadi, kejujuran, dan kepercayaan.
Fleksibilitas (Flexibility)
Fleksibilitas adalah kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan tuntutan di tempat kerja. Individu yang mampu memiliki fleksibilitas dapat menerima perubahan yang terjadi, baik itu perubahan yang bisa diprediksikan ataupun perubahan yang tidak dapat diprediksikan. Selain itu, individu bisa lebih aktif dan siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pada jadwal kerja, jam kerja dan tugas dari tempat kerja.
Keterampilan (Skills)
Individu yang siap bekerja mengetahui kemampuan dan keahlian yang dimiliki untuk dibawa ke dalam situasi kerja baru. Mereka mampu mengidentifikasi keterampilan yang dimiliki sebagai kekuatan untuk untuk mengerjakan tugas ditempat kerja. Selain itu, mereka juga harus bersedia untuk mendapatkan keterampilan baru sesuai tuntutan pekerjaan dan berpartisipasi dalam pelatihan karyawan serta program pendidikan berkelanjutan.
Komunikasi (Communication)
Individu yang siap kerja memiliki kemampuan komunikasi yang bisa digunakan untuk berhubungan secara interpersonal ditempat kerja. Jika individu mampu berkomunikasi dengan baik akan lebih mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Selain itu, individu mampu untuk mengikuti perintah atau petunjuk, memahami bagaimana cara meminta bantuan, dapat menerima kritik dan masukan serta individu juga saling menghormati dan berhubungan baik dengan atasan maupun rekan kerja.
Pandangan diri (Self View)
Pandangan diri (self view) berkaitan dengan proses intrapersonal individu, keyakinan tentang dirinya dan pekerjaan. Pandangan diri (self view) merupakan salah satu aspek yang penting dalam komponen kesiapan kerja, karena teori diri memiliki peranan yang penting dalam pemahaman terhadap individu dan bagaimana setiap orang memandang dirinya dalam hidup dan situasi kerja. Individu yang siap bekerja maka, mereka menyadari dengan kemampuan yang dimilikinya, penerimaan, keyakinan, dan rasa kepercayaan diri yang ada dalam diri mereka.
Kesehatan dan Keselamatan (Health & Safety)
Individu yang siap kerja bisa menjaga kebersihan dan mampu merawat diri juga sehat secara fisik dan mental. Melalui jiwa yang sehat maka, individu bisa menggunakan atau mengoperasikan peralatan mesin yang ada ditempat kerja secara tepat sesuai dengan prosedur yang ada. Selain itu, individu bisa bersedia mengikuti kebijakan atau peraturan yang ada ditempat kerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dengan memakai perlengkapan atau pakaian yang telah disediakan.
Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja
Menurut Kartini (1991), ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu faktor dari dalam diri (intern) dan faktor dari luar diri (ekstern). Aspek dari dalam diri meliputi kecerdasan, kapabilitas dan ketertarikan, dorongan, kesehatan, budi pekerti dan impian. Faktor dari luar meliputi latar belakang keluarga dan dunia kerja dan hubungan dengan orang lain.
Menurut Ketut (1993), ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja, diantaranya yaitu:
- Aspek Sosial, ini meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar dan lain-lain.
- Aspek yang berasal dari individu, ini meliputi kapabilitas pengetahuan, bakat, ketertarikan, dorongan, kelakuan, budi pekerti, nilai, hasil prestasi, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan sekolah, pengetahuan mengenai dunia kerja, pengalaman kerja, kemampuan dan keterbatasan fisik, masalah dan keterbatasan pribadi.
Demikian penjelasan tentang Pengertian Kesiapan Kerja, Ciri, Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Lengkap semoga bermanfaat.