8 Pengertian Psikologi Kognitif, Sejarah, Konsep Dasar dan Teori Belajar Kognitif Lengkap – Psikologi kognitif adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental seperti perhatian, penggunaan bahasa, daya ingat, persepsi, pemecahan masalah, kreativitas dan pola pikir.
Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mengkaji proses mental termasuk bagaimana orang berfikir, melihat, ingat dan belajar.
Psikologi kognitif merupakan perspektif secara teori yang menfokuskan pada dunia persepsi pemikiran ingatan manusia. ia menggambarkan manusia sebagai proses maklumat yang aktif menyerupai motofora dunia komputer.
Fokus utama psikologi kognitif yaitu bagaimana manusia memperoleh, memproses dan menyimpan maklumat. Tidak seperti behaviorisme, yang memberi tumpuan hanya pada tingkah laku diperhatikan, psikologi kognitif berkenaan dengan negeri-negeri dalaman mental.
Tidak seperti psikoanalisis juga yang banyak bergantung kepada persepsi subjektif, psikologi kognitif menggunakan kaedah penyelidikan saintifik untuk mengkaji proses mental.
Pengertian Psikologi Kognitif Menurut Para Ahli
Solso dkk (2008:2)
Menurut Solso dkk, Psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki pola pikir manusia.
Danim dan Khairil (2010:38)
Menurut Danim dan Khairil, Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental termasuk bagaimana orang berpikir, merasakan, mengingat, dan belajar.
Winkel (2007:119)
Menurut Winkel, Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi umum dan mencakup studi ilmiah tentang gejala-gejala kehidupan mental/psikis sejauh berkaitan dengan cara manusia berpikir, seperti terwujud dalam memperoleh pengetahuan, mengolah aneka kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapi masalah/problem untuk mencari penyelesaian, serta mengali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam menghadapi tuntutan hidup sehari-hari.
Ormrod (2009:270)
Menurut Ormrod, Psikologi kognitif adalah perspektif teoritis yang memfokuskan pada proses-proses mental yang mendasari pembelajaran dan perilaku.
Gredler dalam Uno (200:10)
Menurut Gredler dalam Uno, Teori belajar kognitif adalah suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri.
Sejarah Psikologi Kognitif
Sejarah psikologi kognitif berawal pada saat Plato (428-348SM) dan muridnya Aristoteles (384-322SM) memperdebatkan cara manusia memahami pengetahuan maupun dunia dan alamnya. Plato berpendapat bahwa manusia mendapatkan pengetahuan dengan cara penalaran secara logis, aliran ini disebut sebagai rasionalis. Sedangkan Aristotes yang menganut paham empiris dan mempercayai bahwa manusia memperoleh pengetahuannya melalui bukti-bukti empiris.
Pada abad 19 dan 20, Seorang ahli psikologi dari Jerman bernama Wilhelm Wundt (1832-1920) mengemukakan ide untuk mempelajari pengalaman sensori melalui introspeksi. Dalam mempelajari proses perpindahan maklumat atau berfikir, maka maklumat tersebut harus dibagi dalam struktur berfikir yang lebih kecil. Aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses berfikir, namun aliran fungsionalisme berpendapat bahwa penting bagi manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu.
Kemudian, seorang pragmatisme-fungsionalisme bernma William James (1842-1910) mengemukakan ide mengenai atensi, kesedaran dan persepsi. Setelah itu, muncul aliran Assosiasi (Edward Lee Thorndike, 1874-1949) yang mula menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang mengaitkan antara stimulus dan respon dalam proses belajar. Pendekatan behaviorisme radikal yang dibawakan oleh BF Skinner (1904-1990) menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia untuk belajar, kejayaan bahasa bahkan penyelesaian masalah bisa dijelaskan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui ganjaran dan hukuman. Akan tetapi, pendekatan behaviorisme belum bisa menjawab alasan perilaku manusia yang berbeda contohnya melakukan perancangan, pilihan dan sebagainya.
Edward Tolman (1886-1959) percaya bahwa semua tingkah laku ditujukan pada suatu tujuan. Menggunakan eksperimen dengan tikus yang mencari makanan dalam maze, percobaan ini membuktikan bahwa ada skema atau peta dalam kognisi tikus. Hal ini membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi. Untuk itu beberapa pihak mengakui Tolman sebagai Bapak Psikologi Kognitif Modern.
Selain Tolman, Albert Bandura (1925- ) juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa belajar juga bisa diperoleh melalui lingkungan sosial dari individu. Dalam perolehan bahasa, seorang kognisi bernama Noam Chomsky (1928-) juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa otak manusia dibekali dengan kemampuan untuk mengenali dan memproduksi bahasa.
Konsep Dasar Psikologi Kognitif
Berbeda dengan aliran psikologi behavioristik, Psikologi Kognitif merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses mental, bagaimana manusia berpikir, merasakan, mengingat, belajar dimana otak akan menjalankan fungsi utamanya yang disebut dengan berpikir. Dalam hal ini otak merupakam sistem fisik dalam bekerja pada batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, bisa menampung sebanyak-banyaknya, apapun item yang masuk ke dalam memorinya secara stimultan. Kemampuan membedakan hasil penginderaan, menghasilkan kemampuan lebih tinggi, membentuk kategori konseptual.
Menurut perspektif psikologi kognitif, belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) walaupun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa. Secara lahiriah, seorang anak yang sedang belajar membaca dan menulis misalnya, tentu menggunakan perangkat jasmaniah (dalam hal ini mulut dan tangan) untuk mengucapkan kata dan menggoreskan pena. Namun, perilaku mengucapkan kata-kata dan menggoreskan pena yang dilakukan anak tersebut bukan semata-mata respons atas stimulus (rangsangan) yang ada, tapi yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Psikologi kognitif berfokus menggali sebagai spesifikasi dari otak manusia tersebut.
Teori Belajar Kognitif
Teori Belajar Pengolahan Informasi
Informasi yang disampaikan ke memori jangka pendek dan sistem penampungan memori kerja. Jika informasi dalam kedua penampungan tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka bisa dimasukkan ke dalam memori jangka panjang. Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam memori jangka panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh informasi lain.
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar Kontruktivisme ini memandang bahwa belajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak. Orang harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri dan sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip tersebut jika sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi serta mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.
Demikian artikel tentang “8 Pengertian Psikologi Kognitif, Sejarah, Konsep Dasar dan Teori Belajar Kognitif Lengkap“, semoga bermanfaat.