Pengertian Balanced Scorecard, Karakteristik dan Prespektif Balanced Scorecard Terlengkap – Balanced Scorecard atau kartu skor berimbang adalah adalah suatu metode pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan dengan mengukur empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard adalah suatu sistem manajemen untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif. Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi masalah mengenai kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada perspektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan.
Pengertian Balanced Scorecard Menurut Para Ahli
Kaplan dan Norton (1997:7)
Menurut Kaplan dan Norton, Balanced Scorecard adalah metode alternatif yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif, tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan, namun meluas ke kinerja non keuangan, seperti perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Mulyadi (2007:3)
Menurut Mulyadi, Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan scorecard. Scorecard diartikan sebagai kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang. Sedangkan Balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja eksekutif secara berimbang dari berbagi dimensi yaitu keuangan dan non keuangan jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
Luis dan Biromo (2007:16)
Menurut Luis dan Biromo, Balanced Scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
Tunggal (2001:3)
Menurut Tunggal, Balanced Scorecard adalah laporan akuntansi yang di dalamnya terdapat empat faktor dari perusahaan agar perusahaan itu sukses yang pertama adalah kinerja finansial, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, inovasi dan pembelajaran.
Karakteristik Balanced Scorecard
Adapun karakteristik atau ciri-ciri balanced scorecard, diantaranya yaitu:
Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam pengukuran kinerja, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini menghasilkan manfaat bagi perusahaan diantaranya yaitu menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang, serta membantu perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan tiap personel untuk membangun hubungan sebab akibat dari berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Seimbang
Keseimbangan antara keempat perspektif balanced scorecard yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis, sangat penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Bobot keempat perspektif dalam Balanced Scorecard seimbang, dimana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.
Terukur
Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit diukur. Sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan juga pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah terukur, tapi dalam balanced scorecard ketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya sehingga bisa diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Perspektif Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (1997:41), terdapat 4 (empat) perspektif balaced scorecard, diantaranya yaitu perspektif keuangan; perspektif pelanggan; perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perspektif Keuangan (Financial Perspective)
Tolak ukur finansial penting, namun tidak cukup mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai bagi organisasi. Dalam implementasi sistemnya, balanced scorecard berusaha mencari keseimbangan tolak ukur kinerja, baik finansial maupun non finansial untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan. Sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang dibedakan menjadi tiga tahap, diantaranya yaitu:
Tahap Perkembangan (Growth)
Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang berpotensi untuk berkembang. Sasaran keuangan untuk growth stage menekankan pada presentase tingkat pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan penjualan diberbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan serta wilayah.
Tahap Bertahan (Sustain)
Pada tahap ini, situasi unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, namun diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Proyek investasi akan lebih diarahkan untuk mengatasi berbagai kemacetan, perluasan kapasitas, dan peningkatan aktivitas perbaikan yang berkelanjutan.
Tahap Panen (Harvest)
Ini merupakan tahap kematangan, suatu tahap dimana perusahaan melakukan panen terhadap investasi pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru.
Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Dalam perspektif ini, ada dua tolok ukur yaitu kelompok Pengukuran Pelanggan Utama (Core Measurement Group) dan kelompok Pengukuran Nilai Pelanggan (customer value proposition). Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam tolak ukur pengukuran pelanggan utama, diantaranya yaitu:
- Pangsa pasar, yaitu mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai perusahaan.
- Tingkat perolehan pelanggan, yaitu mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan baru.
- Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama, yaitu mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan-pelanggan lama.
- Tingkat kepuasan pelanggan, yaitu mengukur seberapa jauh para pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan.
- Tingkat profitabilitas pelanggan, yaitu mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan dari penjualan produk pada pelanggan.
Perspektif Proses Bisnis Internal (Bisnis Internal Perspective)
Pada prespektif ini, terdapat 3 (tiga) tahap yang harus dilakukan diantaranya yaitu:
Tahap Inovasi
Proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi, efektivitas dan juga ketetapan waktu dari proses ini akan mendorong terjadinya efiesiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi konsumen.
Tahap Operasi
Pada tahapan ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan perusahaan mulai dari penerimaan order dari konsumen, pembuatan produk/jasa hingga pengiriman produk/jasa tersebut kepada konsumen. Pada tahap ini pengukuran kinerjanya bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu kualitas, biaya, dan waktu.
Tahap Purna Jual
Pada tahap ini perusahaan berusaha memberikan manfaat tambahan terhadap para pelanggan yang telah menggunakan produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar para customer memiliki loyalitas terhadap perusahaan.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (Growth and Learning Perspective)
Perspektif ini mengukur berbagai hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Terdapat tiga dimensi yang harus diperhatikan dalam perspektif diantaranya kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi dan motivasi, pemberian wewenang dan pembatasan wewenang karyawan.
Fungsi perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diantaranya yaitu mempersiapkan sumber daya manusia atau orang instansi pemerintah untuk memiliki kapabilitas menjalankan sistem yang terbangun dalam perspektif internal proses. Pada perspektif ini, isu kapabilitas individu, kapabilitas informasi, motivasi merupakan medan kerja yang harus dipersiapkan, dimonitoring dan diukur dinamikanya.
Demikian artikel tentang “Pengertian Balanced Scorecard, Karakteristik dan Prespektif Balanced Scorecard Terlengkap“, semoga bermanfaat.