Pengertian Ergonomi – Apa yang dimaksud dengan ergonomi? Agar lebih memahami kita akan membahas tentang pengertian ergonomi menurut para ahli, tujuan, manfaat, prinsip, faktor risiko dan ruang lingkup ergonomi secara lengkap.
Baca Juga : Pengertian Ekonomi
Pengertian Ergonomi
Secara etimologi, kata Ergonomi berasal dari bahasa Yunani ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan. Sehingga, ergonomi diartikan sebagai suatu aturan yang berhubungan dengan kerja.
Pengertian ergonomika atau ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi yang mempraktikkan teori, prinsip, data dan metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan dan keterampilan manusia.
Definsi ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data dan metode dalam merancang sistem agar dapat optimal sesuai dengan keperluan, kekurangan, dan keterampilan manusia.
Pengertian Ergonomi Menurut Para Ahli
Sutalaksana (1979)
Pengertian Ergonomi menurut Sutalaksana adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nonfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
Suma’mur (1989)
Pengertian Ergonomi menurut Suma’mur adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperke yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja seara timbal balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
The International Ergonomics Association (2000)
Pengertian Ergonomi menurut The International Ergonomics Association adalah suatu disiplin ilmiah yang urgen untuk diperhatikan interaksi antara manusia dan bagian lain dalam elemen sebuah sistem dan juga profesi yang mengplikasikan teori, prinsip-prinsip, data, dan juga metode yang dirancang untuk mengoptimasikan kesejahteraan manusia dan juga keseluruhan kinerja dari sistem.
Baca Juga : Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Wignjosoebroto S (2003)
Pengertian Ergonomi menurut Wignjosoebroto S adalah ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut yang lebih baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui suatu pekerjaan yang efektif, efisien, aman dan nyaman.
Eko Nurmianto (2004:1)
Pengertian Ergonomi menurut Eko Nurmianto adalah studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau dari anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan.
Tarwaka (2004)
Pengertian Ergonomi menurut Tarwaka adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan antara fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun dalam istirahat atas dasar kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik mapun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
NIOSH (2007)
Pengertian Ergonomi menurut NIOSH adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan yang lebih menitik-beratkan rancangan fasilitas peralatan, perkakas sesuai dengan karakteristik anatomi, fisiologi, biomekanik, persepsi serta sikap kebiasaaan manusia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007)
Pengertian Ergonomi menurut Departemen Kesehatan RI adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat, ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia yang ditujukan untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya diantaranya berupa penyesuaian ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
OSHA (2010)
Pengertian Ergonomi menurut OSHA adalah praktek dalam mendisain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kapasitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja.
Ginting Rosnani (2010)
Pengertian Ergonomi menurut Ginting Rosnani adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan juga bekerja pada suatu sistem yang baik yaitu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan melalui pekerjaan yang efektif, efisien, aman dan nyaman.
Sritomo
Pengertian Ergonomi menurut Sritomo adalah disiplin ilmu yang mempelajarai manusia yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Baca Juga : Pengertian Kesiapan Kerja
Tujuan Ergonomi
Menurut Santoso (2004), ada 4 tujuan utama ergonomi diantaranya yaitu:
- Memaksimalkan efisiensi karyawan.
- Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
- Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat.
- Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan.
Menurut Tarwaka (2004), ada beberapa tujuan yang akan dicapai dengan menerapkan ergonomi, diantaranya yaitu:
- Kesejahteraan fisik dan mental meningkat dengan cara mencegah cidera dan penyakit karena bekerja, beban kerja fisik dan mental menjadi turun, mengusahana promosi dan kepuasan kerja.
- Kesejahteraan sosial menjadi meningkat dengan peningkatan kualitas kontak sosial dan koordinasi kerja secara tepat, untuk peningkatan jaminan sosial baik selam kurun waktu usia produktif ataupun setelah tidak produktif.
- Terciptanya keseimbangan rasional terhadap aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari masing-masing sistem kerja yang dilaksanakan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Manfaat Ergonomi
Pada umumnya, manfaat ergonomi dalam pekerjaan adalah agar cepat selesai dengan risiko kecelakaan lebih kecil, efisien terhap waktu, risiko penyakit karena bekerja menjadi kecil dan lain. Selain itu, manfaat ergonomi diantaranya yaitu:
- Kerja meningkat, misalnya kecepatan, ketepatan, keselamatan dan mengurangi energi ketika bekerja.
- Waktu menjadi berkurang, dan juga biaya pelatihan dan pendidikan.
- Optimalisasi terhadap Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan keterampilan yang diperlukan.
- Efisiensi waktu agar tidak terbuang percuma.
- Kenyamanan karyawan ketika bekerja menjadi meningkat.
Baca Juga : Pengertian Penempatan Kerja
Sedangkan menurut Pheasant (2003), dalam pelaksanaan pekerjaan ada beberapa manfaat ergonomi, diantaranya yaitu:
- Peningkatan hasil produksi, ini berarti menguntungkan secara ekonomi karena disebabkan oleh: efisiensi waktu kerja yang meningkat, meningkatnya kualitas kerja, kecepatan pergantian pegawai (labour turnover) yang relatif rendah.
- Menurunnya probabilitas terjadinya kecelakaan. Hal tersebut disebabkan karena mengurangi biaya pengobatan yang tinggi dan mengurangi penyediaan kapasitas untuk keadaan gawat darurat.
- Dengan menggunakan antropometri bisa direncanakan atau didesain pakaian kerja, workspace, lingkungan kerja, peralatan atau mesin dan consumer product.
Prinsip Ergonomi
Secara umum, ada 5 prinsip ergonomi diantaranya yaitu:
Kegunaan (Utility)
Ini berarti setiap produk yang dihasilkan memiliki manfaat untuk seseorang dalam mendukung kegiatan atau kebutuhan dengan maksimal tanpa mengalami kesulitan atau masalah dalam penggunaannya. Misalnya sebuah kemeja diberi kancing agar lebih mudah mengenakan dan melepaskan.
Keamanan (Safety)
Ini berarti masing-masing produk yang dihasilkan mempunyai fungsi yang bermanfaat tanpa berisiko membahayakan keselamatan ataupun kerugian penggunanya. Misalnya saku baju diberi tutup dan kancing agar benda yang dimasukkan tidak mudah jatuh.
Kenyamanan (Comfortability)
Ini berarti produk yang dihasilkan memiliki tujuan yang selaras atau tidak mengganggu kegiatan juga diusahakan mendukung kegiatan seseorang. Misalnya kain dipilih dari serat lembut, sejuk dan dapat menyerap keringat.
Keluwesan (Flexibility)
Ini berarti ergonomi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pada kondisi ataupun fungsi ganda. Misalnya baju diberi saku agar bisa menyimpan benda ukuran kecil.
Kekuatan (Durability)
Ini berarti harus tahan lama dan awet dan juga tidak cepat rusak jika digunakan. Misalnya bahan baju yang awet dan dijahit kuat.
Baca Juga : Pengertian Disiplin Kerja
Menurut Baiduri, prinsip ergonomi diantaranya yaitu:
- Berkurangnya kelebihan beban.
- Meliputi jarang ruang.
- Memperkecil gerakan statis.
- Menjadikan agar display dan contoh cepat dimengerti.
- Bekerja dalam posisi atau postur normal.
- Meletakkan peralatan ada dalam jangkauan.
- Berkurangnya gerakan berulang dan berlebihan.
- Terciptanya lingkungan kerja yang nyaman.
- Memperkecil risiko titik beban.
- Melakukan gerakan olahraga dan peregangan ketika bekerja.
- Bekerja selaras dengan ketinggian dimensi tubuh.
Faktor Resiko Ergonomi
Menurut University of Caucasian Lost Among Asians-Labor Occupational Safety and Health (UCLA-LOSH), ada beberapa faktor resiko yang berkaitan dengan ergonomi, diantaranya yaitu:
Pengaturan Kerja yang Buruk (Poor Work Organization)
Pengaturan kerja yang buruk merupakan suatu pengaturan kerja yang dilakukan secara kurang baik sehingga menimbulkan kerugian atau masalah kesehatan. Contohnya beban kerja yang sudah terjadwal porsinya tapi seseorang lembur atau memaksakan diri, waktu kerja yang begitu padat sehingga jeda istirahat kurang. Sebuah penelitian mengenai jam kerja yang melampaui 8 jam bisa menyebabkan keluhan LBP (Low Back Pain) lebih tinggi dibandingkan proporsi kerja normal. Seseorang yang merasa bosan dan mengalami kejenuhan sehingga menimbulkan stress akibat pekerjaan yang dilakukan memicu timbulnya nyeri punggung bawah.
Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition)
Pengulangan berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang. Aktivitas berulang yang dilakukan akan menjadikan otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa mendapatkan relaksasi. Resiko yang timbul bergantung dari berapa kali aktivitas tersebut dilakukan, kecepatan dalam pergerakan dan banyaknya otot yang terlibat dalam kerja tersebut. Gerakan yang berulang akan menyebabkan ketegangan pada syaraf dan otot yang berakumulatif. Dampak resiko ini akan semakin meningkat jika dilakukan dengan postur yang kaku dan penggunaan usaha yang terlalu besar.
Baca Juga : Pengertian Pelaku Ekonomi
Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions)
Posisi tidak bergerak merupakan posisi statis dengan tubuh sedikit hingga tidak melakukan pergerakan. Perawat ruang bedah dimana sedang melakukan tindakan pembedahan akan berdiri cukup lama, hal tersebut bisa menyebabkan kontraksi otot dan cepat lelah. Pada waktu diam, dimana pergerakan yang tidak berguna terlihat, pengerutan suplai darah, darah tidak mengalir baik ke otot. Berbeda dengan kondisi yang dinamis, suplai darah segar terus tersedia untuk menghilangkan hasil buangan melalui kontraksi dan relaksasi otot. Pekerjaan kondisi diam yang lama mengharuskan otot untuk menyuplai oksigen dan nutrisi sendiri dan hasil buangan tidak dihilangkan. Penumpukan Local hypoxia dan asam latic meningkatkan kekusutan otot dengan dampak sakit dan letih.
Postur Janggal (Awkward Posture)
Postur janggal merupakan keadaan tubuh yang tidak sesuai dengan mekanisme posisi sehat dan dapat beresiko menimbulkan musculoskeletal disorders. Memperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka risiko kejadian keluhan otot skeletal semakin tinggi pula. Sikap tubuh sangat menentukan sekali pada tekanan yang diterima otot pada saat aktivitas dilakukan. Postur janggal atau awkward postures mencakup reaching (mencapai suatu benda), twisting (berputar), bending (membungkuk), kneeling (berlutut), squatting (jongkok), working overhead (bekerja pada pencapaian benda diatas) dengan tangan maupun lengan, dan menahan benda dengan posisi yang tetap.
Gaya Berlebih (Excessive Force)
Gaya berlebih adalah usaha mengekspor tenaga dalam tubuh untuk menjangkau atau menggerakkan suatu benda. Peregangan otot yang berlebihan terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitasnya dengan mengerahkan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik menahan beban yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena pengerahan tenaga yang dibutuhkan melampaui kegiatan optimum otot. Jika aktivitas tersebut sering dilakukan maka akan memiliki risiko besar terjadinya cedera otot skeletal.
Ruang Lingkup Ergonomi
Dalam suatu lapangan kerja, ergonomi berperan sangat penting. Semua bidang pekerjaan seringkali menggunakan ergonomi. Ergonomi diaplikasikan pada dunia kerja agar pekerja bisa nyaman melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka manfaatnya terhadap produktivitas kerja yang diinginkan dan bisa semakin meningkat. Secara garis besar, ergonomi dalam dunia kerja menaruh minat pada hal berikut, diantaranya seperti:
Baca Juga : Pengertian Ekonomi Makro
- Bagaimana seorang pekerja melakukan pekerjannya.
- Bagaimana posisi dan gerak tubuh yang dilakukan ketika bekerja.
- Alat-alat yang mereka gunakan.
- Apa efek atau dampak dari faktor diatas terhadap kesehatan dan kenyamanan pekerjaan.
Selain itu, ada beberapa ruang lingkup permasalahan egronomi, diantaranya yaitu:
Anthtropometric. Ini berhubungan dengan konflik dimensional antara ruang geometri fungsional dengan tubuh manusia. Ini juga merupakan pengukuran dari dimensi tubuh secara linear, termasuk berat dan volume. Jarak jangkauan, tinggi mata saat duduk, dan lainnya. Masalah antropometri merupakan manifestasi dari kekurang cocokannya antara dimensi dan desain dari ruang kerja. Pemecahannya yaitu memodifikasi desain dan menyesuaikan kenyamanan.
Cognitive. Masalah kognitif muncul ketika informasi beban kerja yang berlebihan dan infomasi beban kerja di bawah kebutuhan proses. Keduanya dalam jangka waktu yang panjang maupun dalam jangka waktu pendek dapat menyebabkan ketegangan. Pada sisi lain, fungsi ini tidak sepenuhnya berguna untuk pemeliharaan tingkat optimum. Pemecahannya adalah untuk melengkapkan fungsi manusia dengan fungsi mesin untuk meningkatkan performansi sebaik pengembangan pekerjaan.
Musculoskeletal. Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif. Pemecahan masalah ini terletak pada penyediaan bantuan performansi kerja atau mendesain kembali pekerjaan untuk menjaga agar kebutuhannya sesuai dengan batas kemampuan manusia.
Cardiovaskular. Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem sirkulasi, termasuk jantung. Akibatnya jantung memompakan lebih banyak darah ke otot untuk memenuhi tingginya permintaan oksigen. Pemecahannya yaitu dengan mendesain kembali pekerjaan untuk melindungi pekerja dan melakukan rotasi pekerjaan.
Psychomotor. Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem psychomotor yang menegaskan kebutuhan pekerjaan untuk disesuaikan dengan kemampuan manusia dan menyediakan bantuan performansi pekerjaan.
Baca Juga : Pengertian Ekonomi Mikro
Demikian artikel pembahasan tentang tentang pengertian ergonomi menurut para ahli, tujuan, manfaat, prinsip, faktor risiko dan ruang lingkup ergonomi secara lengkap.