Pengertian Konflik Peran, Jenis, Bentuk, Sumber dan Faktor Penyebab Konflik Peran Terlengkap – Konflik peran atau role conflict adalah situasi yang terjadi pada individu saat dihadapkan pada pertentangan perilaku, pola pikir dan nilai akibat adanya ekspektasi peran yang berlainan sehingga individu mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan atau mengambil keputusan.
Konflik peran ini muncul saat seorang individu memiliki dua peran atau lebih dalam satu waktu. Konflik peran ini merupakan suatu gejala psikologis yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan secara potensial dapat menurunkan motivasi kerja sehingga dapat berakibat pada penurunan kinerjka secara keseluruhan.
Pengertian Konflik Peran Menurut Para Ahli
Greenhause dan Beutell (1985)
Menurut Greenhause dan Beutell, Konflik Peran adalah alah satu dari bentuk interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara peran di pekerjaan dengan peran di dalam keluarga.
Winardi (2003)
Menurut Winardi, Konflik Peran adalah konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan.
Carnicer (2004)
Menurut Carnicer, Konflik Peran adalah kondisi yang simultan dari dua atau lebih bentuk tekanan pada tempat kerja, dimana pemenuhan dari satu peran membuat pemenuhan terhadap peran lainnya lebih sulit.
Robbins dan Judge (2008)
Menurut Robbins dan Judge, Konflik Peran adalah sebuah situasi dimana individu dihadapkan pada harapan peran (role expectation) yang berbeda.
Yustrianthe (2008)
Menurut Yustrianthe, Konflik peran terjadi ketika seorang berada pada situasi tekanan untuk melakukan tugas yang berbeda dan tidak konsisten dalam waktu yang bersamaan.
Jenis Konflik Peran
Menurut Greenhaus dan Beutell (1985), ada tiga jenis konflik peran, diantaranya yaitu:
a. Konflik berdasarkan waktu (time-based conflict), yakni konflik peran yang disebabkan karena waktu yang diperlukan untuk menjalankan salah satu tuntutan (keluarga atau pekerjaan) bisa mengurangi waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya baik pekerjaan atau keluarga. Jenis konflik peran ini biasanya berkaitan dengan jumlah jam kerja, lembur, tingkat kehadiran, ketidakteraturan shift dan kontrol jadwal kerja.
b. Konflik berdasarkan tekanan (strain-based conflict), yakni konflik peran yang terjadi karena tekanan dari salah satu peran mempengaruhi kinerja peran lainnya. Konflik peran ini biasanya disebabkan beberapa faktor seperti ketegangan, kecemasan, kelelahan, karakter peran kerja, kehadiran anak baru, ketersediaan sosial dari anggota keluarga.
c. Konflik berdasarkan perilaku (behavior-based conflict), yakni konflik peran yang berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian baik pekerjaan atau keluarga.
Menurut Yavas dkk (2008), ada 2 jenis konflik peran yaitu:
a. Konflik pekerjaan
Konflik pekerjaan adalah bentuk konflik peran dimana tuntutan peran pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak bisa disejajarkan dalam beberapa hal.
b. Konflik keluarga
Konflik keluarga adalah bentuk konflik peran yang umumnya tuntutan waktu untuk keluarga, dan ketegangan yang diciptakan keluarga mengganggu tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan.
Bentuk Konflik Peran
Menurut Greenhaus dan Beutell (1985), ada tiga bentuk konflik peran yaitu:
a. Konflik peran itu sendiri (person role conflict)
Konflik ini terjadi jika persyaratan peran melanggar nilai dasar, sikap dan kebutuhan individu tersebut.
b. Konflik intra peran (intra role conflict)
Konflik ini sering terjadi karena beberapa orang yang berbeda menentukan sebuah peran berdasarkan harapan masing-masing peran tersebut.
c. Konflik antar peran (inter role conflict)
Konflik ini muncul karena orang menghadapi peran ganda. Hal ini terjadi karena seseorang memainkan banyak peran sekaligus dan beberapa peran itu memiliki harapan yang bertentangan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Sumber dan Faktor Penyebab Konflik Peran
Menurut Greenhaus dan Beutell (1985), ada 3 sumber penyebab konflik peran pada diri seseorang yaitu:
- Semakin banyak waktu untuk bekerja maka semakin sedikit waktu untuk keluarga termasuk waktu untuk berkomunikasi.
- Stres yang dimulai dalam satu peran yang terjatuh ke dalam peran lain dikurangi dari kualitas hidup dalam peran itu.
- Kecemasan dan kelelahan yang disebabkan ketegangan dari satu peran dapat mempersulit untuk peran yang lainnya.
Menurut Marretih (2013), faktor yang mempengaruhi konflik peran yaitu:
- Time pressure, semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja maka semakin sedikit waktu untuk keluarga.
- Family size and support, yaitu semakin banyak anggota keluarga maka semakin banyak konflik, dan semakin banyak dukungan keluarga maka semakin sedikit konflik.
- Kepuasan kerja, yaitu semakin tinggi kepuasan kerja maka konflik yang dirasakan semakin sedikit.
- Marital and life satisfaction, yaitu adanya asumsi bahwa perempuan bekerja memiliki konsekuensi yang negatif terhadap pernikahannya.
- Size of firm, yaitu banyaknya pekerja dalam perusahaan mungkin saja mempengaruhi konflik peran ganda seseorang.
Menurut Muchlas (2008), ada 3 sumber atau faktor penyebab terjadinya konflik peran yaitu:
a. Komunikasi
Komunikasi bisa menjadi sumber konflik karena jika ada salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang kurang atau sulit dimengerti atau informasi yang mendua dan tidak lengkap serta gaya individu yang tidak konsisten.
b. Struktur
Konflik peran yang bersumber dari struktur bisa terjadi karena adanya pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
c. Variabel Pribadi
Variabel pribadi atau faktor pribadi termasuk sistem nilai individual yang dimiliki setiap orang dan karakteristik kepribadian yang bertanggung jawab terhadap terjadinya penyimpangan dan perbedaan.
Demikian artikel tentang”Pengertian Konflik Peran, Jenis, Bentuk, Sumber dan Faktor Penyebab Konflik Peran Terlengkap“, semoga bermanfaat.
Originally posted 2023-06-10 17:50:26.