Pengertian Diagnosa, Ciri, Jenis dan Tahapan Diagnosa Lengkap – Secara etimologi, Diagnosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Gnosis yang berarti Ilmu pengetahuan. Sedangkan secara terminologi, pengertian diagnosis adalah penetapan suatu keadaan yang menyimpang atau keadaan normal melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu pengetuahuan.
Secara umum, diagnosis diartikan sebagai istilah kedokteran yang berarti suatu proses menemukan penyebab pokok dari masalah-masalah organisasi yang dipergunakan.
Secara luas, diagnosa diartikan sebagai sesuatu prinsip kolaboratif antara tim manajemen dengan konsultan PO untuk menemukan informasi, menganalisa, dan menentukan tindakan intervensi.
Diagnosa merupakan pendekatan sistematis terhadap pemahaman dan gambaran kondisi terkini organisasi yang merinci pada hakekat permasalahan dan identifikasi faktor penyebab yang memberikan dasar untuk memilih strategi perubahan dan teknik yang paling tepat.
Orientasi masalah dalam dimana diagnosa berfungsi dalam menemukan dan memecahkan masalah sebenarnya yang dihadapi organisasi jalan keluar. Sedangkan Orientasi kemajuan diagnosa hanya memikirkan perbaikan dan kemajuan dalam organisasi.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, diagnosis adalah enentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa gejala-gejalanya atau pemeriksaan terhadap suatu hal.
Ciri-Ciri Diagnosa
Adapun ciri-ciri atau karakteristik diagnosa:
- Kesederhanaan: Informasi yang digali tidak rumit, dipresentasikan oleh konsultan pada klien dengan cara yang mudah dicerna oleh klien
- Kejelasan akan konsultan yang mampu memilih dan dengan menggunakan instrumen tolok ukur tentang apa yang terjadi dalam suatu organisasi yang menyebabkan lahirnya ketidakseimbangan
- Keterlibatan multistakeholders mutlak perlu dilakukan.
- Selain itu, dengan melakukan identifikasi faktor-faktor Utama dengan tujuan untuk digunakan kumpulan variabel utama tanpa distorsi atau rekayasa (key success factors).
- Menyoroti faktor-faktor kritikal: critical factors analysis, tak terjebak pada faktor periferal
- Penumbuhan rasa urgensi yang berarti menghasilkan kesadaran perubahan memang penting yang didukung oleh setiap pihak dengan tujuan untuk menghadapi berbagai tantangan organisasi.
Jenis-Jenis Diagnosa
Menurut Salzmann (1950) ada 5 jenis diagnosis diantaranya yaitu:
Diagnosis Medis (Medical Diagnosis)
Diagnosis Medis adalah suatu diagnosis yang menetapkan keadaan normal atau keadaan menyimpang yang disebabkan oleh suatu penyakit yang membutuhkan tindakan medis/pengobatan.
Diagnosis Ortodontik (Orthodontic Diagnosis)
Diagnosis Ortodontik adalah diagnosis yang menetapkan keadaan normal atau kelainan atau anomali oklusi gigi-gigi (bukan penyakit) yang membutuhkan tindakan rehabilitasi.
Diagnosis Biogenetik (Biogenetic Diagnosis)
Diagnosis Biogenetik adalah diagnosis terhadap kelainan oklusi gigi-geligi (maloklusi) berdasarkan atas faktor-faktor genetik atau sifat-sifat yang diturunkan (herediter) dari orang tua terhadap anak-anaknya.
Diagnosis Sefalometrik (Cephalometric Diagnosis)
Diagnosis Sefalometrik adalah diagnosis mengenai oklusi gigi-geligi yang ditetapkan berdasarkan atas datadata pemeriksaan dan pengukuran pada sefalogram (Rontgen kepala). Misalnya Maloklusi klas II Angle tipe skeletal.
Diagnosis Gigi geligi (Dental Diagnosis)
Diagnosis Gigi geligi adalah diagnosis ditetapkan sesuai atas hubungan gigi-geligi yang berdasarkan hasil pemeriksaan secara klinis atau intra oral atau pemeriksaan terhadap model studi.
Tahapan Diagnosa
Adapun tahapan-tahapan yang dijalani seorang dokter atau tenaga medis untuk mengetahui jenis penyakit dari pasien, diantaranya yaitu:
Anamnesis, yaitu tahapan berupa melakukan tanya jawab langsung maupun tidak langsung antara tenaga medis seperti dokter atau perawat dengan pasien atau keluarga pasien. Ada dua macam anamnesis, yaitu auto anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan langsung kepada pasien dan allo anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan pada keluarga pasien.
Pemeriksaan fisik pasien, pada tahapan ini hal yang dilakukan diantaranya yaitu:
- Inspeksi, yaitu melihat, mengamati keadaan pasien secara garis besar. Misalnya cara jalan, dll.
- Palpasi atau perabaan, yaitu dengan cara meraba panas badan, meraba adanya rasa nyeri, meraba adanya pembengkakan, dan lain-lain.
- Perkusi (ketukan), yaitu dengan cara mengetuk pada bagian tubuh yang sedang diperiksa.
- Auskultasi (mendengarkan), yaitu mendengarkan dengan menggunakan alat seperti stetoskop.
- Pemeriksaan penunjang, misalnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, rontgen, pemeriksaan USG, CT Scan, pemeriksaan MRI, dan masih banyak lainnya.
Demikian artikel pembahasan tentang “Pengertian Diagnosa, Ciri, Jenis dan Tahapan Diagnosa Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.