Pengertian Pengendalian Sosial : Tujuan, Fungsi, Bentuk, Contoh, Cara dan Lembaga Pengendalian Sosial

Posted on

Pengertian Pengendalian Sosial – Apa yag dimaksud dengan lembaga pengendalian sosial? Apa itu lembaga pengendalian sosial dan contohnya? Jelaskan cara-cara pengendalian sosial! Sebutkan bentuk-bentuk pengendalian sosial!

Baca Juga : Pengertian Perubahan Sosial

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian pengendalian sosial, tujuan, fungsi, bentuk, jenis dan contoh lembaga pengendalian sosial dalam masyarakat secara lengkap.

Pengertian Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial, mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Pengendalian sosial merupakan salah satu pokok kajian ilmu sosiologi. Dalam setiap kehidupan masyarakat tentunya menginginkan kehidupan yang tentram, aman dan nyaman. Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan suatu sistem yang berguna untuk mengatur segala perilaku untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya yaitu pengendalian sosial. Dengan adanya pengendalian sosial diharapkan mampu meluruskan perilaku yang menyimpang dalam masyarakat.

Pengendalian sosial atau disebut juga kontrolisasi sosial adalah konfigurasi guna mencegah terjadinya penyimpangan sosial dengan mengarahkan masyarakat agar selalu menaati norma dan nilai yang berlaku.

Pengertian pengendalian sosial secara umum adalah proses yang digunakan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.

Pengertian Pengendalian Sosial Menurut Ahli

Bruce J. Cohen

Pengendalian sosial menurut Bruce J. Cohen adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.

Horton

Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.

Joseph S. Roucek

Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan nilai kelompok.

Peter L. Berger

Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan anggotanya membangkang.

Soetandyo Wignyo Subroto

Pengendalian sosial adalah sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan oleh masyarakat.

Tujuan Pengendalian Sosial

Tujuan dilakukan pengendalian sosial, diantaranya:

  • Agar masyarakat bertindak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku.
  • Agar terwujudnya keserasian dan kenyamanan dalam masyarakat.
  • Agar para pelaku penyimpangan sosial kembali mematuhi norma dan nilai sosial yang ada.

Baca Juga : Pengertian Kesenjangan Sosial

Fungsi Pengendalian Sosial

Fungsi pengendalian sosial, diantaranya yaitu:

  • Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial.
  • Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma.
  • Mengembangkan rasa takut untuk tidak melakukan perbuatan yang dinilai beresiko.
  • Menciptakan sistem hukum, yaitu aturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi.

Macam-Macam Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial dibedakan menjadi:

Pengendalian Sosial Berdasarkan Sifatnya

Tindakan Preventif

Tindakan preventif adalah bentuk pengendalian sosial yang bertujuan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap norma dan nilai sosial yang berlaku.

Tindakan Represif

Tindakan represif bersifat aktif adalah bentuk pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan.

Tindakan Kuratif

Tindakan kuratif adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan ketika terjadi penyimpangan sosial.

Pengendalian Sosial Berdasarkan Caranya

Ada dua cara pengendalian sosial dalam masyarakat yaitu tindakan sosial dengan cara persuasif dan koersif.

Tindakan Persuasif

Tindakan persuasif adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan tanpa kekerasan dengan cara mengajak, menasehati atau membimbing masyarakat agar bertindak sesuai nilai dan norma dalam masyarakat.

Tindakan Koersif

Tindakan koersif adalah bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara pemaksaan berupa pemberian sanksi atau hukuman sesuai kadar penyimpangannya.

Pengendalian Sosial Berdasarkan Pelakunya

Pengendalian Pribadi

Pengendalian pribadi adalah pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (panutan)

Pengendalian Institusional

Pengendalian institusional adalah pengaruh yang ditimbulkan dari adanya suatu institusi atau lembaga.

Pengendalian Resmi

Pengendalian resmi adalah pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas dan mengikat.

Pengendalian Tidak Resmi

Pengendalian tidak resmi adalah pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan aturan yang jelas atau tanpa sanksi hukum yang tegas.

Bentuk Pengendalian Sosial

Berikut ini jenis-jenis bentuk pengendalian sosial yang dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial dalam masyarakat, diantaranya yaitu:

Gosip atau Rumor

Gosip atau sering disebut rumor atau desas-desus adalah suatu perbincangan perilaku negatif yang dilakukan seseorang tanpa adanya fakta yang nyata.

Gosip merupakan berita yang menyebar secara cepat dan tak berdasarkan fakta, biasanya ini terjadi karena tidak adanya kritik sosial secara terbuka yang terlontarkan.

Baca Juga : Pengertian Ketimpangan Sosial

Rumor bisa dengan cepat menyebar dalam masyarakat sehingga akan membuat banyak masyarakat tahu dan terlibat dalam gosip. Orang yang terpengaruh biasanya akan bersikap sinis terhadap orang yang digosipkan. Sedangkan orang yang digosipkan berperilaku menyimpang akan merasa malu dan bersalah sehingga ia akan lebih berhati-hati agar tidak direndahkan atau dikucilkan.

Teguran

Teguran adalah kritik yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga pelaku penyimpangan akan segera menyadari kekeliruan yang sudah ia diperbuat. Biasanya teguran tersebut dilakukan terhadap orang yang dianggap melanggar etika atau menggangu kenyamanan warga sekitar.

Contohnya ada seorang warga yang masih kuliah, ia menerima temannya yang berlawanan jenis untuk belajar bersama hingga larut malam. Sudah ada kesepakatan dari warga bahwa pemuda/pemudi warga jika menerima tamu berlainan jenis dibatasi hingga pukul 21.00. Apabila melebihi batas jam tersebut akan ditegur oleh ketua RT meski untuk belajar bersama. Teguran tersebut merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial.

Hukuman

Hukuman atau sanksi adalah bentuk imbalan yang bersifat negatif dengan tujuan untuk menyadarkan pelaku penyimpangan yang sudah dilakukan atau sebagai peringatan untuk tidak lagi melakukan penyimpangan.

Setiap masyarakat sudah mengembangkan sistem penghargaan dan hukuman (sanksi) agar mendorong anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang berlaku. Sanksi positif dihubungkan dengan penghargaan yang diberikan pada seseorang yang bisa menyesuaikan diri. Sanksi negatif berupa hukuman yang mungkin diterapkan jika seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri.

Pendidikan

Pendidikan adalah cara paling efektif yang dilakukan agar seseorang mengetahui, memahami dan sekaligus mempraktikkan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Apabila pengendalian sosial melalui pendidikan dilakukan secara efektif maka bentuk pengendalian sosial lainnya hanya sebagai pendukung karena pendidikan merupakan proses yang berlangsung sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup.

Agama

Agama merupakan pondasi yang diajarkan untuk kita agar senantiasa saling menjaga hubungan baik antara manusia dengan sesama umat-NYA. Hubungan baik tersebut akan terwujud dengan cara menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-NYA. Dengan begitu kita akan terhindar dari perilaku penyimpangan sosial.

Setiap pemeluk agama yang taat akan mengakui kebenaran ajaran agamanya akan menjadikan ajaran agamanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku, karena jika melanggar ajaran agamanya akan berdosa dan merasa tersingkir dan akan berusaha bertobat. Agama akan menjadi sarana pengendalian sosial yang efektif karena kendalinya.

Baca Juga : Pengertian Kontak Sosial

Cemoohan

Apabila ada anggota masyarakat yang melakukan perbuatan menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, maka mereka akan dicemooh atau diejek oleh anggota masyarakat lainnya dengan tujuan agar mereka tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma dan nilai kembali dan diharapkan masyarakat lain mengetahui jika perbuatan tersebut melanggar norma atau nilai dalam masyarakat. Jadi, cemoohan/ejekan bertujuan untuk mengendalikan penyimpangan sosial.

Kekerasan Fisik

Pengendalian sosial dengan cara kekerasan sekarang ini banyak dilakukan. Bentuk kekerasan fisik tersebut berupa pemukulan, penganiayaan atau bahkan pembakaran terhadap pelaku penyimpangan norma/nilai dalam masyarakat. Contohnya pelaku curanmor yang tertangkap lalu dipukuli kemudian dibakar hidup-hidup oleh masyarakat karena merasa jengkel terhadap perbuatan pelaku. Menurut penegak hukum hal tersebut adalah tindakan main hakim sendiri, namun bagi masyarakat secara tak sadar itu merupakan bentuk pengendian sosial agar hal tersebut tidak terulang kembali.

Ostrasisme

Ostrasisme (pengucilan) adalah bentuk pengendalian sosial dengan mengucilkan atau menjauhi pelaku penyimpangan sosial. Contohnya ada anggota masyarakat yang telah melakukan penyimpangan, dia diperbolehkan bekerja sama dalam kelompok masyarakat, namun ia tidak diajak berkomunikasi bahkan ditegur.Tujuan ostrasisme/pengucilan agar anggota masyarakat yang bersangkutan atau masyarakat lainnya tidak melanggar norma/nilai yang serupa.

Fraundulens

Fraundulens adalah bentuk pengendalian sosial dengan cara meminta bantuan pada pihak lain yang dianggap bisa mengatasi permasalahan.

Intimidasi

Intimidasi merupakan salah satu bentuk tindakan sosial yang dilakukan dengan cara menekan, memaksa, mengancam atau menakut-nakuti.

Teknik dan Cara Pengendalian Sosial

Dilihat dari aspek pelaksanaannya, teknik/cara pengendalian sosial dapat dilakukan dengan cara berikut.

Cara Persuasif Tanpa Kekerasan

Pengendalian sosial dengan cara persuasif lebih menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing berupa anjuran. Contohnya pemerintah berusaha menertibkan pedagang kaki lima (PKL), mereka dikumpulkan dan diberi penjelasan bahwa tempat berjualan harus diatur dengan rapi agar tidak mengganggu lalu lintas dan mengganggu pemandangan/kebersihan.

Jadi mereka diminta mematuhi Perda yang sudah diundangkan dengan kesadaran tanpa kekerasan. Tapi pada kenyataannya, masih banyak para pedagang yang tidak mengindahkan Perda tersebut sehingga mereka seenaknya berjualan di teras-teras toko bahkan mereka tidur dan masak di tempat itu.

Baca Juga : Pengertian Interaksi Sosial

Cara Kekerasan Paksaan (Coercive)

Koersif adalah cara pengendalian sosial dengan kekerasan/paksaan (coercive). Cara ini dilakukan apabila cara persuasif tidak berhasil. Contohnya penertiban PKL melalui pembujukan atau bimbingan, setelah para pedagang dikumpulkan dan diberi penjelasan tapi tetap tidak mengindahkan peraturan yang ada, maka pemerintah terpaksa bertindak tegas untuk menertibkan para PKL dengan jalan kekerasan seperti penggusuran.

Cara Kompulsi (Compultion)

Kompulsi adalah pengendalian sosial dengan cara menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku yang negatif. Contohnya ada siswa yang tidak mau memakai dasi yang telah ditetapkan sekolah. Agar mereka mematuhinya, maka setiap ada siswa yang tidak memakai dasi maka akan ditegur dan dijelaskan sebab mereka harus memakai dasi.

Cara Pervasi (Pervation)

Pervasi adalah cara pengendalian sosial yang dilakukan dengan jalan norma atau nilai yang disampaikan secara berulang dan terus-menerus dengan harapan norma/nilai tersebut melekat dalam jiwa seseorang sehingga akan terbentuk sikap yang diharapkan. Contohnya, bahaya narkoba dapat disampaikan pada siswa melalui media massa seperti media cetak dan media elektronik secara berulang dan terus-menerus.

Dilihat dari jumlah cakupan yang terlibat, cara pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi:

Pengawasan dari Individu terhadap Individu Lain

Contoh pengawasan dari individu terhadap individu lain diantaranya ada seorang ibu yang memperingatkan anaknya agar tidak mengambil jambu di halaman tetangganya tanpa izin.

Pengawasan dari Individu terhadap Kelompok

Contoh pengawasan dari individu terhadap kelompok diantaranya seorang polisi lalu lintas berjaga di perempatan jalan raya untuk kelancaran lalu lintas dan keamanan pengguna jalan.

Pengawasan dari Kelompok terhadap Kelompok

Contoh pengawasan dari kelompok terhadap kelompok diantaranya menteri kehutanan dan jajarannya mencari jalan terbaik dengan musyawarah untuk mengatasi tindakan perambah hutan yang merugikan negara dan masyarakat.

Pengawasan dari Kelompok terhadap Individu

Contoh pengawasan dari kelompok terhadap individu, diantaranya suatu organisasi olahraga menindak salah satu anggotanya, bahkan hingg dikeluarkan dari perkumpulannya karena melanggar ketentuan perkumpulan olahraga tersebut.

Baca Juga : Pengertian Status Sosial

Menurut Koentjaraningrat (1992:217), cara melakukan pengendalian sosial yang bisa dilakukan diantaranya yaitu:

  • Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap kebaikan adat istiadat.
  • Memberi ganjaran atau semacam penghargaan pada masyarakat yang selalu taat pada adat istiadat.
  • Mengembangkan rasa malu dan takut dalam jiwa masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat dengan ancaman dan kekerasan.

Contoh Pengendalian Sosial

Berikut ini beberapa contoh pengendalian sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, diantaranya:

  • Orangtua yang mendidik anaknya agar bisa menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dan mencegahnya agar tidak melanggar norma dan nilai sosial tersebut.
  • Adanya rambu-rambu lalu lintas dijalanan bertujuan untuk membantu keselamatan masyarakat.
  • Tokoh agama yang menegaskan pentingnya menjalankan perintah tuhan dan mengendalikan diri agar terhindar dari perilaku menyimpang.

Lembaga Pengendalian Sosial

Dalam masyarakat pasti ada lembaga yang mengatur ketertiban masyarakat, jenis lembaga pengendalian sosial dalam masyarakat tidak hanya ada di pihak kepolisian tapi masyarakat setempat, seperti tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga pengadilan.

Kepolisian

Polisi merupakan badan pemerintah yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban umum dan mengambil tindakan orang yang melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku.

Pengadilan

Pengadilan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh negara untuk menangani, menyelesaikan dan mengadili dengan memberikan sanksi yang tegas terhadap perselisihan atau tindakan pelanggaran hukum yang berlaku.

Adat

Adat adalah aturan atau kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya. Di Indonesia, aturan mengenai kehidupan manusia menjadi aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat.

Berkat jasa van Vollenhoven, hukum adat memiliki kekuatan hukum disamping hukum kolonial Belanda yang berlaku, dan Van Vollenhoven merupakan Bapak Hukum Adat Indonesia. Adat telah melembaga dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi, adat upacara dan lain nya yang mampu mengendalikan perilaku masyarakatnya dengan perasaan senang atau bangga, dan peranan tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi cukup penting.

Keluarga

Keluarga bisa menjadi lembaga pengendalian sosial bagi anggotanya, sebab keluarga menjadi tempat pertama dan utama untuk belajar hidup sosial termasuk norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Sekolah

Sekolah menjadi tempat mendidik siswa dengan menanamkan nilai dan norma sosial yang nantinya akan membangun kepribadian mereka agar menjadi manusia beradab.

Tokoh Masyarakat

Para pemimpin masyarakat memberikan pengaruh dan menjadi contoh bagi masyarakat. Para tokoh masyarakat berperan dalam mendidik, membimbing, membina, menasehati menegur masyarakat agar mereka mematuhi norma dan nilai sosial yang berlaku.

Media Massa

Cakupannya yang luas, membuat media massa bisa mengontrol perilaku masyarakat dan juga pemimpinnya.

Baca Juga : Pengertian Konflik Sosial

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian pengendalian sosial, tujuan, fungsi, bentuk, jenis dan contoh lembaga pengendalian sosial dalam masyarakat secara lengkap. Semoga bermanfaat