Pemerintahan bani Abbasiyah berdiri setelah runtuhnya bani Umayyah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan bani Umayyah tersebut antara lain sebagai berikut.
- Kekecewaan kelompok Mawalli (orang-orang bukan Arab yang telah memeluk Islam). Mereka kecewa terhadap bani Umayyah yang memperlakukan mereka sebagai warga kelas dua.
- Pecahnya persatuan di antara suku bangsa Arab yang ditandai dengan bangkitnya gerakan Hasyimiyah dan perlawanan golongan Syiah yang tidak bisa melupakan peristiwa di Padang Karbala.
- Kekecewaan golongan agamis terhadap bani Umayyah karena bentuk pemerintahannya yang sekuler.
Menurut mereka, negara seharusnya dipimpin oleh penguasa yang memiliki integritas keagamaan dan politik. Situasi tersebut melancarkan gerakan Hasyimiyah yang dipimpin oleh Ibrahim bin Muhammad yang dibantu oleh Abu Muslim Al Khurasani (seorang panglima di Khurasan) untuk merebut kekuasaan dari bani Umayyah pada tahun 132 H =750 M. Bagdad berhasil dikuasai, keturunan bani Umayyah ditumpas habis, dan hanya Abdur Rahman (salah satu keturunan bani Umayyah) yang berhasil melarikan diri ke An- dalusia dan kemudian mendirikan bani Umayyah II di Andalusia.
Khalifah bani Abbasiyah yang pertama ialah Abu Abbas As Safah, kemudian diikuti oleh khalifah-khalifah besar seperti Abu Jafar Al Mansur, Harun Al Rasyid, Al Makmun, dan Al Mu’tasim. Mereka termasuk khalifah pada masa-masa kejayaan bani Abbasiyah. Sesudah mereka hampir tidak ada khalifah yang besar karena mereka sibuk dengan hal-hal duniawi sehingga terbentuklah kerajaan-kerajaan kecil seperti bani Umayyah II di Andalusia, bani Fatimiyah di Mesir, bani Saljuk di Persia, dan lain-lain. Akhirnya bani Abbasiyah dihancurkan oleh Hulagu Khan (1258 M) setelah berkuasa sekitar 5 abad.
Pada masa pemerintahan bani Abbasiyah hampir tidak ada upaya perluasan wilayah. Akan tetapi, sejarah telah mencatat bahwa di zaman bani Abbasiyah terjadi kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan secara spektakuler. Banyak ilmuwan dan ulama terkenal yang muncul di masa ini
seperti Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, dan Imam Hambali. Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di zaman bani Abbasiyah tidak bisa dilupakan begitu saja karena kemajuan dunia, khususnya Eropa juga diawali dari masa ini.
Khalifah Khalifah Bani Abbasiyah
1. Abu Abbas As Saffah 742M – 754M
2. Abu Jafar Al Mansur 754M – 775M
3. Al Mahdi 775M – 785M
4. Al Hadi 785M – 786M
5. Harun Al Rasyid 786M – 809M
6. Al Amin 809M – 813M
7. Al Makmun 813M – 833M
8. Al Mu’tasim 833M – 842M
9. Al Wasiq 842M – 847M
10. Al Mutawakkil 847M – 861M
11. Al Muntasir 861M – 862M
12. Al Musta’in 862M – 866M
13. Al Mu’tazz 866M – 869M
14. Al Muhtadi 869M – 870M
15. Al Mu’tamid 870M – 892M
16. Al Mu’tadid 892M – 902M
17. Al Muktafi 902M – 908M
18. Al Muktadir 908M – 932M
19. Al Qahir 932M – 934M
20. Al Radi 934M – 940M
21. Al Muttaqi 940M – 944M
22. Al Mustakfi 944M-946M
23. Al Muti 946M – 947M
24. At Tha’i’ 947M
25. AlQadir 991M
26. Al Qaim 1031M
27. Al Muktadi 1075M
28. Al Mustohhir 1084M
29. Al Mustarsyid 1118M
30. Al Rasyid 1135M
31. Al Muqtafi 1136M
32. Al Mustanjid 1147M
33. Al Mustadi’1170M
34. An Nasir 1180M
35. Az Zahir 1223M
36. Al Mustansir 1226M
37. Al Musta’sim 1242 – 1258M
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan di Masa Bani Abbasiyah
Beberapa contoh perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang terjadi di masa Bani Abbasiyah antar lain sebagai berikut.
- Menerjemahkan buku-buku dari bahasa asing (yunani, Syiria Ibrani, Persia, India, Mesri, dan lain-lain) kedalam bahasa Arab.
- Pengetahuan keagamaan, seperti Fikih, usul fikih, hadis, mustalah hadis, tafsir dan ilmu bahasa semakin berkembang karena izaman bani umayyah usaha ini telah dirintis.
- Sejak upaya penerjemahan meluas, kaum muslim dapat mempelajari ilmu-ilmu itu langsung dalam bahasa Arab sehingga muncul sarjana-sarjana muslim yang turut memperluas penyelidikan ilmiah, memperbaiki atas kekeliruan pemahaman kesalahan pada masa lampau, dan menciptakan pendapat-pendapat atau ide baru
- Sejak akhir abad ke-10, muncul sejumlah tokoh wanita di bidang ketatanegaraan dan politik seperti Khaizura, Ulayyah, Zubaidah, dan Bahrun. Di bidang kesusastraan dikenal Zubaidah dan Fasl. Di bidang sejarah, muncul Shalikhah Shuhda. Di bidang kehakiman, muncul Zainab Umm Al Muwayid. Di bidang seni musik, Ulayyah dikenal dan sangat tersohor pada waktu itu.
- Pada masa bani Abbasiyah, juga terjadi kemajuan di bidang perdagangan atau perniagaan. Bagdad, Basrah, dan Alexandria menjadi pusat perdagangan dan melalui ketiga kota ini dilakukan usaha ekspor impor. Hasil industri yang diekspor ialah permadani, sutra, hiasan, kain katun, satin, wool, sofa, perabot dapur atau rumah tangga, dan lain-lain.
- Bidang pendidikan mendapat perhatian yang sangat besar. Sekitar 30.000 masjid di Bagdad berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran pada tingkat dasar. Perkembangan pendidikan pada masa bani Abbasiyah dibagi 2 tahap. Tahap pertama (awal abad ke-7 M sampai dengan ke-10 M) perkembangan secara alamiah disebut juga sebagai sistem pendidikan khas Arabia. Tahap kedua (abad ke-11) kegiatan pendidikan dan pengajaran diatur oleh pemerintah dan pada masa ini sudah dipengaruhi unsur non-Arab.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Sejarah Perkembangan llmu Pengetahuan dan Kebudayaan di Masa Bani Abbasiyah. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Baca postingan selanjutnya:
- Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan di Masa Bani Umayyah
- Wakaf – Pengertian, Syarat, Rukun, Dalil Dan Hikmah Wakaf
- Pengertian Haji dan Umrah – Hukum, Syarat, Rukun, Sunah Haji dan Umrah
- Zakat – Macam Macam Zakat Dan Penjelasan Terlengkap
- Pengertian Zakat, Macam Macam, Hak Penerima Zakat Dan Hikmah Berzakat
- Penjelasan Tentang Sifat Sifat Tercela Beserta Dalilnya
- Adab Bertamu Dan Menerima Tamu Dalam Pandangan Islam
- Tata Krama Berhias Dan Berpakaian Menurut Pandangan Islam Beserta Dalilnya