Proses pembentukan kepribadian dalam diri seorang individu akan berbeda satu sama lain. Karena tergantung dari pola sosialisasi yang dianut oleh masyarakatnya sehingga hal ini akan mengakibatkan kepribadian setiap individu dalam suatu masyarakat akan berbeda dengan kepribadian individu dalam kelompok lainnya. Apa yang dimaksud dengan sosialisasi? mari kita simak uraian dibawah ini.
Pengertian Sosialisasi
Proses sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai masyarakat tempat ia menjadi anggota sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, lingkungan tetangga, kampung, kota hingga lingkungan negara dan dunia.
Di samping itu individu mengalami proses pembudayaan, yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dan hidup dalam kebudayaan masyarakatnya yang disebut enkulturasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi berarti suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya. Sosialisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup, sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya tadi.
Berdasarkan pengertian sosialisasi yang dikemukakan di atas maka dapat dijabarkan sebagai berikut.
- Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
- Sosialisasi ditempuh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.
- Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu proses belajar dari seorang individu untuk belajar mengenal, menghayati, dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap sistem adat, norma, bahasa, seni, agama, serta semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.
Soerjono Soekanto juga menambahkan bahwa sosialisasi adalah suatu proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di dalam kelompoknya.
Proses sosialisasi
Proses pembentukan kepribadian sebagai hasil sosialisasi maupun enkulturasi berlangsung melalui beberapa tahapan berikut.
a. Masa Anak-Anak
Sejak dilahirkan seorang anak (terutama balita) hidupnya sangat tergantung kepada perlindungan dan bantuan orang tua dan saudara-saudara dekat di lingkungan keluarganya. la belajar menirukan apa-apa yang diajarkan orang tuanya, mulai dari belajar makan, belajar berbicara, belajar bertindak, dan berperilaku.
George Herbert Mead menyebutkan proses meniru pada usia awal ini dikenal dengan istilah preparatory stage. Orang-orang di lingkungan keluarga si Anak juga mengajarinya tentang perbuatan atau perilaku yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh. Bila ia melakukan perbuatan yang benar maka ia akan dipuji dan disukai, sedangkan bila berbuat salah ia akan ditegur. Akhirnya, si Anak akan menyadari perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak.
Setelah agak besar anak-anak tadi sudah mulai mengenal lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan tetangganya. Bersama teman sepermainannya, si Anak sudah mengenal teknik bermain peran, misalnya main ’’polisi-polisian”, ’’perang-perangan”, dan ’’dokter-dokteran”. Jadi, pada tahapan ini seorang anak sudah pandai menirukan peran-peran tertentu, walaupun masih terbatas. Tahapan ini oleh George Herbert Mead disebut play stage.
b. Masa Remaja
Tahapan ini merupakan kelanjutan yang lebih tinggi dari teknik bermain peran pada masa anak- anak. Seorang remaja tidak hanya bisa meniru peran seseorang yang diidolakannya, akan tetapi sudah mengidentikkan dirinya, seolah-olah ia sudah menyamakan (identik) dirinya sebagai tokoh idola- nya. Misalnya, seorang bintang film, ia akan berupaya sedemikian rupa mengidentikkan dirinya dengan bintang pujaannya itu. la akan mengikuti mode rambut, mode pakaian, bahkan akan berperilaku sama seperti idolanya itu.Tahapan ini oleh George Herbert Mead disebut ’’game stage”. Mengapa anak-anak remaja suka berperilaku seperti itu?
Usia remaja sering dikaitkan dengan anak-anak baru gede atau ABG, karena dewasa belum sedangkan masa anak-anak sudah lewat. Para ahli psikologi menyebutkan masa remaja sebagai masa puber, yakni suatu periode awal tumbuh dan berkembangnya ciri-ciri fisik dan seksualitas seorang individu. Dalam masa puber ini seorang remaja seringkali mengalami situasi krisis dengan gejala-gejala antara lain sebagai berikut.
- Bertemperamen yang keras dan agresif atau sebaliknya murung dan suka menyendiri.
- Kepribadian yang labil karena masih mencari identitas diri.
- Mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi.
- Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.
- Rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal-hal yang baru, yang sebelumnya belum pernah ia alami.
Dampak yang sangat tidak diinginkan dari situasi krisis seperti disebutkan tadi adalah munculnya perilaku menyimpang di kalangan para remaja. Gejalanya muncul dalam berbagai bentuk masalah sosial seperti dekadensi (kemerosotan) moral, pergaulan seks bebas, kenakalan remaja, kriminalitas, mabuk- mabukan, penyalahgunaan narkoba, dan tawuran.
c. Masa Dewasa
Proses sosialisasi pada masa ini sedang mencapai titik kulminasi yang paling optimal bagi seorang individu. Proses belajar tidak semata-mata melalui pola meniru, tetapi lebih kepada pola menyesuaikan diri. G.H. Mead menyebutnya sebagai tahap generalized other.
Pada tahapan ini seorang individu dewasa diharapkan sudah menyelaraskan dan menyesuaikan dirinya dengan pola sosial budaya masyarakat tempat ia hidup, dan menjadi individu yang sudah memperoleh status dan peran yang mantap sehingga ia menjadi anggota penuh dari masyarakatnya.
Setelah menikah, berumah tangga dan mempunyai anak, proses sosialisasi dari seorang individu akan diwariskan kepada generasi berikut yaitu anak-anaknya, bahkan cucu-cucu dan cicit-cicitnya.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Pengertian Dan Proses Sosialisasi Menurut Ahli Terlengkap. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Baca postingan selanjutnya:
- Nilai Sosial – Pengertian, Jenis, Ciri-Ciri, Dan Fungsi Nilai Dalam Proses Sosialisasi
- 8 Proses Dinamika Dan Perubahan Sosial Budaya Lengkap Penjelasan
- Interaksi Sosial – Pengertian Lembaga Sosial Dan Kelompok Sosial Menurut Ahli Terlengkap
- Keteraturan Sosial – Faktor Pendorong Dan Penghambat Keteraturan Sosial
- Keteraturan Sosial – Pengertian Dan Unsur-Unsur Keteraturan Sosial
- Interaksi Sosial – Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya