Bahasan mengenai lembaga sosial dalam kehidupan masyarakat sangat erat hubungannya dengan kelompok sosial, ibarat mata uang yang memiliki dua sisi, sisi yang satu akan melengkapi kejelasan sisi yang lainnya. Perhatikan contoh kasus di bawah ini!
1. Supaya bisa diterima sebagai siswa di sebuah SMA, kamu harus memenuhi berbagai ketentuan, seperti membawa surat tanda kelulusan dari SMP, membayar sejumlah uang sumbangan pendidikan, dan menyepakati berbagai ketentuan yang berlaku di sekolah tersebut.
2. Apabila seorang pria ingin membentuk sebuah keluarga dengan seorang wanita, ia harus menempuh berbagai ketentuan, seperti melamar w^iita itu kepada orang tuanya, dan melaksanakan proses akad nikah atau perjanjian ikatan perkawinan di hadapan pejabat pencatat akta pernikahan.
Dari kedua kasus di atas dapat kita simpulkan, bahwa sekolah yang ingin kamu masuki dan keluarga yang ingin dibentuk oleh pria itu merupakan keiompok sosial sedangkan berbagai ketentuan yang harus dipenuhi dari kedua kasus tersebut merupakan lembaga sosial.
Agar bisa diperoleh gambaran yang lebih jelas dari kedua pengertian tadi, coba kamu pelajari lebih lanjut bahasan di bawah ini!
Lembaga Sosial
Pengertian lembaga sosial, sebagaimana dikemukakan oleh John Lewis Gillin dan John Philip Gillin (Soekanto, 1987) adalah sebagai berikut.
Suatu lembaga sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya terdiri atas adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung atau tidak tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
Hampir semua lembaga sosial mejnpunyai suatu tingkat kekekalan tertentu sehingga orang menganggapnya sebagai himpunan norma yang sudah sewajarnya harus dipertahankan. Suatu sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang sangat lama.
Suatu lembaga sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
Lembaga sosial mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Suatu lembaga sosial biasanya juga memiliki lambang tertentu, yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya.
Suatu lembaga sosial mempunyai suatu tradisi tertulis ataupun yang tidak tertulis yang merupakan dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya.Tradisi tersebut merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku, dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan pakar sosiologi di atas kita dapat menarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut.
a. Lembaga sosial adalah seperangkat ketentuan, aturan atau norma sosial yang sudah sedemikian mendalam (melembaga, internalisasi), sehingga keberadaannya disepakati dengan rasa tanggung jawab oleh seluruh anggota masyarakatnya (memasyarakat, institusio- nalisasi).
b. Lembaga sosial mengatur berbagai pola kehidupan tertentu dalam masyarakat, misalnya dalam celuarga dan kekerabatan, di bidang keagamaan, di bidang pendidikan, di bidang perekonomian, di politik dan pemerintahan, serta di bidang kesenian dan rekreasi.
kelompok sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu hidup dalam kelompok-kelompok tertentu. Hal itu karena adanya kenyataan bahwa upaya manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya akan lebih produktif diperoleh dalam kehidupan berkelompok.
Sekelompok manusia yang berada dalam satu suasana tertentu, karena adanya kepentingan tertentu, akan merasa terikat satu sama lain sedemikian rupa. Dalam kenyataan sosial, ikatan tersebut ada yang bersifat sementara, ada juga yang langgeng atau kekal. Ikatan tersebut ada juga yang sifatnya samar- samar, tetapi ada juga yang sangat nyata (exact). Oleh karena itu, sosiologi melihat bentuk-bentuk kelompok manusia dalam beberapa kategori berikut ini.
a. Dilihat Menurut Besar atau Banyaknya Anggota Kelompok
- Kelompok sosial yang kecil, antara lain keluarga inti atau keluarga batih.
- Kelompok sosial yang besar, seperti keluarga luas atau marga, bangsa, dan negara.
b. Dilihat Menurut Proses Terbentuknya
- Kelompok semu. biasa juga disebut khalayak ramai, proses terbentuknya bersifat sementara karena terkait oleh kepentingan sesaat dan tidak terorganisir.
Beberapa contoh dari kelompok semu yaitu sebagai berikut.
(a) Massa atau kerumunan, misalnya kerumunan orang yang melihat kecelakaan dan antrean orang yang ingin membeli tiket kereta api.
(b) Publik atau khalayak ramai yang jumlahnya banyak dan meluas. Misalnya pemirsa televisi dan pendengar siaran radio. - Kelompok nyata yang biasa juga disebut organisasi sosial. Sesuai dengan bentuknya yang nyata, kehadirannya selalu konstan atau tetap. Umumnya dibentuk secara terorganisasi untuk kepentingan tertentu. Oleh sebab itu, proses interaksi sosial di antara anggotanya relatif lebih aktif. Dari sekian banyaknya organisasi sosial, dalam bahasan ini hanya akan dikemukakan beberapa contoh, antara lain sebagai berikut.
(a) Keluarga luas, seperti klen atau margi pada masyarakat Batak, dadieh pada masyarakat Bali, dan bondoroyok pada masyarakat Sunda.
(b) Asosiasi atau perkumpulan, yaitu sekelompok orang yang meng- organisasikan dirinya untuk mencapai kepentingan bersama. Misalnya di bidang ekonomi seperti ko’perasi dan perseroan terbatas. Di bidang pendidikan seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Dilihat Menurut Erat-Tidaknya Ikatan Kelompok
Bahasan berikut ini disesuaikan dengan kategori yang diberikan oleh Ferdinand Tonnies, seorang sosiolog Jerman. Tonnies melihat adanya dua kelompok sosial yang bersifat gemeinschaft dan gesellschaft. Bentuk kelompok sosial semacam ini oleh Prof. Djojodigoeno, seorang sosiolog dari Universitas Gadjah Mada diterjemahkan sebagai kelompok paguyuban dan patembayan.
- Kelompok Paguyuban
Guyub artinya akur atau bersama. Kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa atau masyarakat komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat. Ikatan ini didasari oleh rasa kesetiakawanan sosial dan kegotong royongan yang sangat kuat. Begitu kuatnya sehingga nyaris bersifat irrasional, di luar perhitungan untung-rugi. Kelompok paguyuban terbentuk secara spontan dalam jangka waktu yang lama karena adanya ikatan emosional dan kekeluargaan/hubungan darah dan kdtiaerahan yang sama. - Kelompok Patembayan
Apabila kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa, maka kelompok patembayan sering dikaitkan dengan masyarakat kota. Kelompok patembayan sengaja dibentuk dan diorganisasikan oleh sejumlah orang untuk memenuhi kepehtingan tertentu. Misalnya di bidang ekonomi, profesi, dan politik.
Keanggotaan kelompok patembayan didasari oleh perhitungan-perhitungan yang bersifat rasional, seperti perhitungan untung-rugi, peningkatan karir dan prestasi, dan -status sosial. Ikatan dalam kelompok relatif longgar, tetapi serba kompetitif, saling bersaing, dan sewaktu-waktu bisa keluar atau berhenti sebagai anggota kelompok.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Interaksi Sosial – Pengertian Lembaga Sosial Dan Kelompok Sosial Menurut Ahli Terlengkap. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Baca postingan selanjutnya:
- Keteraturan Sosial – Faktor Pendorong Dan Penghambat Keteraturan Sosial
- Keteraturan Sosial – Pengertian Dan Unsur-Unsur Keteraturan Sosial
- Interaksi Sosial – Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya
- Interaksi Sosial – Bentuk Interaksi Sosial Menurut Jumlah Pelakunya
- Data Antropologi Tentang Fenomena Sosial Budaya Di Lingkungan
- Data Antropologi Tentang Fenomena Sosial Budaya Di Lingkungan
- Sosiologi – 5 Konsep Realitas Sosial Budaya Terlengkap
- 9 Kerangkan Etnografi Dalam Metode Antropologi Terlengkap