Pada postinga sebelumnya kita telah membahas tentang metode-metode dalam sosiologi. kali ini kita akan bahas mengenai metode dalam atropologi , mari kita simak penjelasan dibawah ini.
Metode Dalam Antropologi
Sejak 100 tahun yang lampau, para peminat mengenai kebudayaan dan masyarakat lain, menjadi sadar bahwa jika mereka mau menghasilkan karya- karya yang bernilai ilmiah, maka mereka harus rempelajari pokok perhatiannya menurut cara yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan di bidang ilmu lainnya, yaitu dengan cara yang istematis dan melalui observasi yang tidak berat tebelah. Untuk menggambarkan kebudayaan.
Mempelajari kebudayaan manusia merupakan objek kajian kebudayaan secara lebih tepat dan benar, para ahli antropologi. Antropoiogi mulai hidup di tengah-tengah masyarakat yang mulai dipelajarinya, sehingga mereka dapat melakukan pengamatan bahkan dapat ikut ambil bagian dalam kejadian-kejadian penting dari masyarakat bersangkutan. Juga secara cermat mereka dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada wakil- wakil penduduk asli/pribumi tentang kebiasaan-kebiasaan, adat-istiadat mereka. Dengan kata lain, para ahli antropoiogi mulai melaksanakan penel’ijan lapangan (field work).
Teknik-Teknik Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan tulang punggung dari antropologi modern. Melalui kerja lapanganlah semua keterangan antropologis diperoleh. Jadi seperti halnya kegiatan di dalam ilmu fisika, penelitian lapangan menyediakan data-data yang diperlukan untuk menguji teori-teori ataupun menjelaskan teori- teori. Dalam tradisi banyak fakultas antropologis seperti di Amerika Serikat misalnya, seorang mahasiswa biasanya diwajibkan untuk mendapatkan data-data dari lapangan dan kemudian menyajikan suatu interpretasi dari data-data tersebut agar mahasiswa tersebut dapat dikualifisir untuk program doktor. Kewajiban kerja lapangan dibebaskan bila si mahasiswa melakukan suatu studi antarkebudayaan di mana dia menganalisa data-data tentang sejumlah kebudayaan yang telah dikumpulkan oleh peneliti- peneliti lapangan sebelumnya; namun dalam pengecualian itu pun kepentingan dari penelitian lapangan tetap diutamakan.
Teknik-teknik apa saja yang digunakan dalam penelitian lapangan? Sebelum terjun ke lapangan, seorang ahli antropologi lebih dahulu mendalami semua bahan-bahan dan keterangan yang ada tentang kebudayaan yang hendak dipelajarinya, dan mempelajari masalah-masalah yang terutama menarik perhatian. Dalam mempelajari bahan- bahan mi, ahli antropoiogi berusaha untuk mendapat pengertian pendahuluan tentang kebudayaan dari masyarakat bersangkutan.
Sebagai suatu teknik penelitian lapangan, wawancara pada umumnya digunakan untuk menggali keterangan mengenai: cara berlaku yang telah menjadi Kebiasaan, hal-hal yang dipercayai, dan nilai-nilai yang dianut. Namun hal-hal itu hanya dapat diwawancarai bila warga masyarakat setempat mampu mengucapkannya dan bersedia membicarakannya.
Wawancara adalah satu-satunya teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh keterangan tentang kejadian yang oleh ahli antropoiogi tak dapat diamati sendiri secara langsung, baik karena terjadinya di masa lampau ataupun karena dia tidak diperbolehkan untuk hadir di tempat kejadian itu.
Di pihak lain pengamatan adalah satu-satunya cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk memperoleh gambaran mengenai pola budaya yang tidak diutarakan dengan kata-kata. Manusia tidak selalu dapat menuturkan dengan kata-kata, misalnya saja tentang jarak yang wajar di antara dua orang yang berbicara berdiri, tapi seorang ahli antropologi dapat mengamati kebiasaan mengenai hal itu. Suatu kegunaan-vang lain dari pengamatan sebagai suatu teknik penelitian lapangan adalah juga untuk menguji apakah warga masyarakat benar-benar berlaku sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang diucapkannya.
Penilitian di lapangan harus juga menentukan jumlah orang dan orang-orang yang bekerja sebagai apa saja yang akan diamatinya atau diwawancarainya. Mengenai hal ini pada umumnya diikuti pegangan bahwa untuk mempelajari pola budaya yang lebih nyata dan lebih luas dianut dalam suatu masyarakat, lebih sedikit orang-orang yang perlu diwawancarai dan diobservasi. Jika ada keanekaragaman yang besar dalam unsur-unsur budaya (culutural traits), maka ada kebutuhan yang lebih besar untuk melakukan wawancara atau pengamatan terhadap suatu sampel individu-individu yang representatif. Misalnya: bila peneliti lapangan ingin mengetahui apakah ada seseorang ’’pemimpin” atau kepala desa, atau bagaimana cara yang pantas untuk memberi salam pada orang-orang yang lebih tua, atau ingin mengetahui banyaknya isteri yang dimiliki seorang pria, maka cukuplah untuk memperoleh keterangan itu dengan bertanya pada beberapa informan saja (teman-teman dekat yang dapat dipercayai oleh ahli antropologi yang sudah biasa diminta keterangan tentang kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat yang dipelajari).
Kerangka Etnografi
Dalam penelitian etnografi, hasil-hasil pengamatan dan wawancara biasanya dituangkan dalam catatan yang disebut field’notes. Catatan-catatan dalam bentuk field notes ini nantinya dioleh sehingga menjadi suatu karangan deskripsi yang dikenal dengan karangan etnografi.
Karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa. Untuk memperinci unsur-unsur kebudayaan dari suatu suku bangsa, biasanya disusun kerangka etnografi. Kerangka tersebut dibagi dalam bab-bab buku etnografi.
Adapun tata urutan kerang etnografi adalah sebagai berikut.
- bahasa,
- sistem teknologi,
- sistem ekonomi,
- organisasi sosial sistem pengetahuan,
- kesenian, dan
- sistem religi.
Tiap-tiap bab tadi terdiri atas bagian-bagian khusus yang akan diuraikan lebih mendalam pada subbab berikut.
Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demografi
Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi etnografi, perlu dijelaskan ciri-ciri geografinya, yaitu: iklimnya, sifat daerahnya, suhu, dan curah hujannya .Ada baiknya juga kalau penulis etnografi, dapat melukiskan ciri-ciri geologi dan geomorfologi dari daerah lokasi, penyebaran suku bangsanya, serta ciri-ciri flora dan fauna di daerah yang bersangkutan.
Asal Mula dan Sejarah Suku Bangsa
Etnografi sebaiknya juga dilengkapi dengan keterangan asal mula dan sejarah bangsa yang menjadi pokok deskripsinya. Dalam mitologi suatu suku bangsa, biasanya terdapat dongeng-dongeng suci mengenai penciptaan alam, penciptaan dan penyebaran manusia oleh dewa-dewa dalam religi asli suku bangsa bersangkutan. Dongeng- dongeng seperti itu biasanya penuh peristiwa keajaiban yang jauh dari fakta sejarah.
Bahasa
Bab tentang bahasa dan sistem perlambangan manusia untuk berkomunikasi secara lisan maupun tulisan, dalam sebuah karangan etnografi memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa bersangkutan, serta variasi-variasi dari bahasa itu.
Sistem Teknologi
Bab tentang teknologi atau cara memproduksi, memakai, dan memelihara segera peralatan hidup suatu suku bangsa dalam karangan etnografi, cukup dibatasi pada teknologi tradisional.
Teknologi tradisional minimal terdiri atas delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian, yaitu:
- alat-alat produksi,
- senjata,
- wadah,
- alat-alat untuk menyalakan api,
- makanan, minuman, bahan ramuan obat-obatan,
- pakaian dan perhiasan,
- tempat berlindung dan perumahan, dan
- alat-alat transport.
Sistem Mata Pencaharian
Seorang peneliti antropologi menaruh perhatian terhadap sistem mata pencaharian atau sistem ekonomi, terbatas pada sistem-sistem yang bersifat tradisional saja, seperti:
- berburu dan meramu,
- beternak,
- bercocok tanam di ladang,
- menangkap ikan,
- bercocok tanam menetap dengan irigasi.
Selain kelima sistem tersebut di atas, perlu diperhatikan sistem produksi, sumber alam, cara mendapatkan modal, cara pengaturan tenaga kerja, sistem distribusi, dan proses konsumsi.
Organisasi Sosial
Setiap masyarakat mempunyai organisasi sosial yang mengatur adat-istiadat seperti sistem kekerabatan, sistem pemerintahan desa, tokoh-tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan Iain-lain. Deskripsi etnografi terhadap organisasi dan susunan masyarakat komunitas desa memperhatikan soal pembagian kerja dalam komunitas, berbagai aktivitas kerja sama (gotong royong), soal hubungan dan sikap pemimpin terhadap rakyatnya, soal wewenang dan kekuasaan pemimpin, dan sebagainya.
Sistem Pengetahuan
Karangan etnografi mengenai sistem pengetahuan meliputi teknologi dan kepandaian suatu suku bangsa dalam hal tertentu. Misalnya, pada masyarakat nelayan, bagaimana mengetahui musim-musim berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai atau ke hilir sungai, dan alat-alat apa yang diperlukan untuk menangkap ikan.
Kesenian
Bab tentang kesenian dalam etnografi meliputi bagaiman suatu suku bungsa menghasilkan benda- benda seni dan teknik pembuatannya. Apabila seorang peneliti ingin mengisi bab mengenai kesenian dalam etnografi, maka sebaiknya ia berpedoman kepada suatu kerangka baku mengenai lapangan khusus kesenian.
Sistem Religi
Religi telah menjadi bagian penting tulisan etnografi dari suatu suku bangsa. Sistem religi dalam suatu kebudayaan dimaksudkan untuk memelihara emosi keagamaan di antara pengikut-pengikutnya.
Dengan demikian emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur lainnya, yaitu:
- sistem keyakinan,
- sistem upacara keagamaan, dan
- suatu umat yang menganut religi itu.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang 9 Kerangka Etnografi Dalam Metode Antropologi Terlengkap. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Baca postingan selanjutnya:
- 8 Metode – Metode Dalam Sosiologi Dan Kegunaannya
- Pengertian Dan Objek Studi Sosiologi Terlengkap
- Pengertian, Sifat Hakikat, Dan Ciri Sisiologi Menurut Pendapat Para Ahli
- Pembuluh Darah: Pengertian , Macam-Macam Dan Penyakit Pada Pembuluh Darah
- 13 Penyakit Dan Gangguan Pada Jantung Dengan Penjelasan Lengkap
- Tentang Jantung: Pengertian, Struktur Dan Fungsi Jantung Terlengkap