Masa pergerakan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan. Karena keragaman penduduk Indonesia serta masalah yang dihadapi maka pergerakan nasional Indonesia belum secara langsung memiliki corak yang seragam.
Tahap-Tahap Pergerakan Nasional
Untuk organisasi pergerakan yang bersifat nasional banyak sekali jumlahnya. Perkembangan dari organisasi pergerakan yang bersifat nasional itu dapat dibedakan menjadi tiga masa, yakni masa Awal Pergerakan Nasional, masa Radikal, dan masa Moderat.
Masa Awal Pergerakan Nasional
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan yang muncul pertama kali di Indonesia, Selanjutnya, muncul organisasi pergerakan seperti berikut.
Sarekat Dagang Islam (SDI)
Sarekat Dagang Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di jarakarta pada tahun 1911 SDl bertujuan memperkuat persatuan para pedagarng pribumi agar mampu bersaing dengan para pedagang asing terutama para pedagang Cina. Pada Tanggal 10 september 1012 Sarekat Dagang Islam diubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI) dengan tujuan memajukan usaha dagang golongan pribumi; memngkatkan semangat dagang bangsa Indonesia; membantu anggota yang kesulitan dalam bidang usaha; memperbaiki pendapat yang keliru tentang agama Islam; memperkuat rasa persaudaraan dan persatuan di antara sesama anggota dan umat Islam,
Asas dan tujuan Sarekat Islam yang praktis dan sifatnya yang merakyat menyebabkan organisasi Sarekat Islam dapat berkembang dengan pesat. Adapun tokoh-tokoh pendiri Sarekat Islam adalah H.O.S. Cokroaminnto. Haji Agus Salim dan Abdul Muis,
Pada tahun 1927, PKI melalui taktik infiltrasi berhasil menyusup kedalm tubuhn SI sehingga SI pecah menjadi 2 kelompok, Pertama, SI (sayap kiri) berpusat di Semarang dengan tokohnya Semaun, Alimin, dan Dharsono. Kedua, SI Putih (Sayap Kanan) berpusat di Yogyakarta dengan tokohnya H.O.S Cokroaminoto, Haji Agus Salim, dan Adbul Muis.
Indische Partij (IP)
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Indische Partij merupakan organisasi politik pertama di Indonesia dengan tokohnya dikenal sebagai Tiga Serangkai (E.F.E. Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan R.M Suwardi Suryaningrat). Indische Partij merupakan organisasi progresif yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda cemas melihat perkembangannya. Ketiga tokoh Indische Partij sangat berani mengkritik pemerintah kolonial dalam berbagai artikel, seperti R.M Suwardi. Suryaningrat menulis “Als Ik Een Nederland Was” (Seandainya Aku Orang Belanda), Dr. Cipto Mangunkusumo “Kekuatan dan Ketakutan”, dan E.F.E. Douwes Dekker “Pahlawan Kita”. Awalnya mereka diasingkan di dalam negeri di tempat berbeda- beda. Akhirnya, ketiganya diasingkan ke Belanda.
Masa Radikal
Pergerakan nasional Indonesia disebut memasuki masa Radikal karena organisasi- organisasi pergerakan pada masa ini bersifat radikal/keras terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Organisasi pergerakan yang muncul pada masa itu umumnya menggunakan asas nonkooperatif. Organisasi-organisasi yang bersifat radikal contohnya adalah sebagai berikut.
Perhimpunan Indonesia
Pada tahun 1908 berdiri Indische Vereeniging merupakan organisasi mahasiswa Bumiputra yang belajar di Negeri Belanda. Pada tahun 1924 Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging dan pada tahun 1925 diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia.
Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi yang bersifat nonkooperatif dan bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Tokoh Perhimpunan Indonesia, antara lain Moh. Hatta, Iwa Kusuma Sumantri, dan I.B. Sitanala. PI menerbitkan majalah semula bernama Hindia Poetra kemudian berubah menjadi Indonesia Merdeka. Kegiatan PI, antara lain mengikuti Kongres Liga Antiimperialis dan Penindasan Kolonial di Brussel dan mengikuti Liga Demokrasi Perdamaian di Paris.
PKI (Partai Komunis Indonesia)
Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan oleh orang Belanda Sneevliet, J A Bransteder, dan P. Bregsma di Semarang pada tanggal 9 Mei 1945. Semarang dipilih karena banyak buruh pelabuhan yang dianggap cocok untuk perkembangan komunis. Semula PKI bernama ISDV (Indische Social Democratische Vereeniging/ (ISDV).
Pada tanggal 23 Mei 1920 diadakan kongres dan iSDV berubah menjadi Partai Komunis Hindia dengan pengurusnya, seperti Ketua Semaun. Wakil Ketua Darsono, SekretarisBergsina (Belanda), dan Bendahara Dekker (Belanda). Pada perkembangannya, Partai Komunis Hindia berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tanggal 20 Desember 1920. PKI merupakan organised yang merugikan perjuangan karena dengan melakukan pemberontakan membuat perjuangan (organisasi pergerakan nasional) selalu mendapatkan tekanan dari pemerintah Hindia Belanda.
Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Soekarno muda. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka dengan ideologi Marhaenisme. Tokoh PNI, antara lain Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokroadisuryo, dan Mr. Sunaryo. Pada tahun 1920 ada isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan. Oleh karena itu, tokoh-tokoh PNI pun ditangkap (Ir. Soekarno, Gatot Mangkoepradja, Soepriadinata, dan Maskun). Keempatnya diajukan ke pengadilan kolonial Bandung. Di depan sidang, Soekarno melakukan pembelaan yang terkenal dengan judul Indonesia Menggugat. Meskipun pemerintah kolonial Hindia Belanda tidak dapat membuktikan tuduhannya, Soekarno dan kawan-kawan tetap dijatuhi hukuman.
Masa Moderat
Sejak tahun 1930 organisasi-organisasi pergerakan Indonesia mengubah taktik perjuangannya. Mereka menggunakan taktik kooperatif (bersedia bekerja sama) dengan pemerintah Hindia Belanda. Sebab-sebab perubahan taktik ini, antara lain terjadinya krisis ekonomi yang melanda dunia (Malaise) dan sikap pemerintah kolonial makin keras terhadap organisasi-organisasi yang ada sebagai dampak pemberontakan PKI yang gagal. Organisasi-organisasi yang berhaluan moderat, antara lain sebagai berikut.
Partai Indonesia (Partindo)
Setelah Soekarno dan kawan-kawannya ditangkap Belanda, Mr. Sartono dan tokoh PNI yang lepas dari incaran Belanda segera mengadakan Kongres Luar Biasa PNI. Dalam kongres ini, Mr. Sartono menghendaki PNI dibubarkan dengan alasan agar pergerakan nasional tetap dapat melanjutkan perjuangannya. Usulan itu pun ternyata ada yang pro dan ada yang kontra. Mr. Sartono meneruskan niatnya dengan mendirikan Partai Indonesia (Partindo). Asas Partindo adalah nonkooperatif, mandiri, dan kerakyatan.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru)
Bubamya PNI dan berdirinya Partindo menimbulkan penafsiran yang berbeda- beda di kalangan mantan anggota PNI sendiri. Kelompok Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir mendirikan partai baru dengan nama Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru). PNI Baru didirikan di Yogyakarta pada tahun 1931. Asas PNI Baru adaiah nonkooperatif, mandiri, dan kerakyatan. Tujuan PNI Baru iebih menekankan kepada pendidikan kader dan massa untuk meningkatkan semangat kebangsaan dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Partai Indonesia Raya (Parindra)
Partai ini didirikan oleh dr. Soetomo pada tahun 1935. Parindra bertujuan untuk mencapai Indonesia Raya dengan cara-cara, antara lain memperkukuh semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia; menjalankan aksi politik untuk mencapai pemerintahan yang demokratis; memajukan sekolah-sekolah;
kooperatif maka organisasi tersebut mempunyai wakil-wakil di Dewan Rakyat (Volksraad). Tokoh Parindra yang duduk di Volksraad ialah Moh. Husni Tamrin, R. Sukardjo Pranoto, R.P. Soeroso, Wiryoningrat, dan Mr. Susanto Tirtoprodjo.
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerindo berdiri di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 sebagai akibat bubarnya Partindo. Adapun yang menjabat sebagai ketuanya adalah Adnan Kapau Ghani (A. K. Ghani). Adapun anggota Gerindo di antaranya adalah anggota-anggota Partindo, yaitu Mr. Moh Yamin, Mr. Amir Syarifudin, Mr. Sartono, S. Marigunsarkoro, Mr. Wilopo, dan Nyonopranoto. Tujuan Gerindo adalah tercapainya Indonesia merdeka. Sikap Gerindo yaitu kooperatif.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Penjelasan Lengkap Perkembangan Organisasi Pergerakan Nasional. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.
Baca postingan selanjutnya:
Penjelasan Lengkap Keragaman Ideologi Dan Munculnya Nasionalisme Di Indonesia
Kebijakan Pemerintah Kolonial Di Indonesia Pada Masa Abad Ke-19 Dan Abad Ke-20
Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial Terhadap Bangsa Indonesia
Dampak-Dampak Kebijakan Pemerintah Penduduk Jepang Di Indonesia