Penjelasan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Terlengkap
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri disebut faktor internal, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan disebut fakto eksternal.
Faktor Internal
Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah faktor genetik. Faktor genetik inilah yang mengendalikan hormon untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon merupakan suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan reaksi fisiologis yang besar. Hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan disebut fitohormon.
Beberapa hormon tumbuhan yang sudah dikenal, antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, dan etilen.
1. Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz Went, seorang ahli fisiologi Belanda pada tahun 1928. Hormon auksin dihasilkan oleh tanaman pada daerah meristem, seperti pucuk batang dan ujung akar. Auksin dapat pula dijumpai pada tunas, daun muda, bunga, ataupun buah. Hormon auksin yang paling dikenal adalah IAA (indole acetic acid) yang strukturnya mirip dengan struktur asam amino triptofan. IAA disintesis di meristem apikal, daun-daun muda, dan biji. Sifat hormon auksin adalah aktivitasnya dihambat oleh adanya cahaya.
Hormon auksin merangsang dominansi apikal, yaitu pertumbuhan kuncup apikal yang sangat cepat sehingga menghambat pertumbuhan kuncup lateral yang ada di bawahnya. Tingkat dominansi kuncup apikal bervariasi pada berbagai jenis tumbuhan.
Kuncup apikal yang sedang tumbuh menghasilkan hormon auksin. Sementara itu, kerja auksin dihambat oleh adanya cahaya. Apabila sebagian kuncup apikal diarahkan pada cahaya matahari, akan terjadi pengangkutan auksin dari bagian yang terkena cahaya ke bagian yang terlindung dari cahaya. Pada keadaan demikian, auksin akan merangsang pertumbuhan sel-sel pada bagian yang terlindung tersebut. Pada saat yang bersamaan, pertumbuhan sel-sel pada bagian yang terkena cahaya matahari akan terhambat karena konsentrasi auksin yang rendah. Akibatnya, batang akan tumbuh melengkung ke arah datangnya cahaya matahari.
b. Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh seorang ahli penyakit tanaman dari Jepang bernama E. Kurosawa. Hormon ini diisolasi dari jamur Gibberella fujikuroi yang merupakan parasit pada tanaman padi.
Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian tanaman, baik akar, batang, daun, bunga, maupun buah.
c. Sitokinin
Hormon sitokinin ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama Folke Skoog pada tahun 1954. Ada beberapa macam sitokinin yang telah diketahui, di antaranya kinetin, zeatin (pada jagung), dan benzil amino purin (BAP). Sitokinin ditemukan hampir pada semua jaringan meristem.
d. Asam Absisat (Abscisic Acid/ABA)
Senyawa ini ditemukan pada tahun 1963 oleh P.F. Wareing dan F.T. Addicott. Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan batang serta diedarkan oleh jaringan pengangkut. Biji dan buah juga mengandung ABA dalam jumlah yang tinggi, tetapi tidak diketahui apakah ABA disintesis atau diedarkan ke biji dan buah. Asam absisat disebut juga ’hormon stress’ karena memiliki sifat menghambat pertumbuhan tanaman.
e. Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas, tidak berwarna, dan berbau seperti eter. Etilen dihasilkan oleh ruas-ruas batang, buah yang matang, dan jaringan yang menua, misalnya daun-daun yang gugur.
Banyak aspek pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh dua atau lebih hormon. Hormon-hormon tumbuhan itu dapat saling berinteraksi untuk memperkuat pengaruh hormon lainnya disebut sinergisme. Sebagai contoh, giberelin dan auksin bersinergisme dalam proses pemanjangan batang. Sebaliknya, pengaruh hormon tumbuhan dapat saling berlawanan disebut antagonisme. Contohnya, sitokinin berantagonisme dengan auksin. Sitokinin merangsang pertumbuhan kuncup lateral, sedangkan auksin mempertahankan dominansi apikal kuncup terminal. Etilen yang dihasilkan oleh daun merupakan pengatur pengguguran daun (absisi). Pada tahap awal absisi, auksin berantagonisme dengan etilen, tetapi kemudian auksin menjadi bersinergisme dengan kerja etilen.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan antara lain nutrisi, cahaya, suhu, kelembapan, dan aerasi.
a. Nutrisi
Semua makhluk hidup, termasuk tumbuhan, memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi atau zat-zat makanan tersebut diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponen-komponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Nutrisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur makro (makronutrisi) dan unsur mikro (mikronutrisi).
Unsur makro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak), antara lain karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, fosfor, potasium (kalium), dan magnesium.
Unsur mikro (yaitu, unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit) terdiri atas besi, tembaga, seng, mangan, kobalt, natrium, boron, klor, dan molibdenum.
Semua unsur tersebut harus selalu tersedia, meskipun diperlukan hanya dalam jumlah sedikit. Apabila suatu unsur tidak dapat tercukupi, tanaman akan mengalami defisiensi. Defisiensi suatu unsur akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu.
Unsur-unsur yang diperlukan tanaman dan fungsinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
b. Cahaya
Tidak semua jenis nutrisi yang diserap oleh tanaman dapat digunakan secara langsung oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh, air dan karbon dioksida harus diolah terlebih dahulu di dalam daun untuk membentuk zat gula (glukosa) melalui proses fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat terjadi jika ada cahaya.
Hasil fotosintesis yang berupa glukosa itu akan digunakan oleh tanaman sebagai sumber energi untuk pertumbuhan atau sebagai bahan untuk membangun komponen-komponen sel. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi bagi tumbuhan untuk melangsungkan pertumbuhannya.
Cahaya juga berhubungan dengan kerja hormon auksin. Aktivitas hormon auksin dihambat oleh cahaya. Pada kondisi tidak ada cahaya, kerja auksin menjadi sangat optimal sehingga memacu pembelahan dan pemanjangan sel. Akibatnya, tumbuhan tumbuh sangat cepat, tetapi berdaun pucat (kuning) karena tidak dapat membentuk klorofil.
Tumbuhan memiliki respons berbeda terhadap lama penyinaran. Respon tersebut dapat berupa pertumbuhan ataupun reproduksi. Respon tumbuhan terhadap lama waktu terang (siang) dan gelap (malam) setiap harinya disebut fotoperiodisme. Berdasarkan hal tersebut, tanaman dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu tanaman hari pendek, tanaman hari panjang, tanaman hari sedang, dan tanaman hari netral.
Tanaman hari pendek adalah tanaman yang berbunga jika mendapatkan lama siang kurang dari 12 jam setiap harinya, contohnya krisan dan stroberi. Tanaman hari panjang adalah tanaman yang berbunga jika mendapatkan lama siang lebih dari 12 jam setiap harinya, contohnya bayam. Tanaman hari sedang adalah tanaman yang berbunga jika mendapatkan lama siang kira-kira 12 jam setiap harinya, contohnya kacang. Tanaman hari netral adalah tanaman yang berbunga tidak bergantung pada lamanya siang setiap hari, contohnya mawar.
c. Suhu
Peran suhu terhadap pertumbuhan tanaman sangat penting karena sulu berpengaruh terhadap aktivitas enzim. Enzim merupakan senyawa protein yang dapat berperan sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi kimia di dalam sel. Enzim hanya dapat bekerja secara optimal jika suhunya optimal. Jika suhu naik melebihi suhu optimal, aktivitas enzim akan berkurang. Demikian juga jika suhu terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berjalan dengan baik. Jika reaksi-reaksi kimia sel terganggu, pertumbuhan tanaman juga akan terganggu.
Anda tentu juga masih ingat peran suhu terhadap transpirasi. Jika suhu naik, transpirasi juga akan naik sehingga tanaman akan kehilangan lebih banyak air. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Tanaman biasanya memiliki persyaratan suhu tertentu untuk dapat hidup secara normal.
d. Kelembapan
Mengapa kelembapan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman? Kelembapan udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi. Jika kelembapan rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Jika kelembapan tinggi, laju transpirasi rendah sehingga penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.
e. Aerasi
Aerasi tanah berkaitan dengan kandungan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel-sel akar dan juga berguna untuk membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga mengganggu pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Penjelasan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Terlengkap . Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.