Fungsi utama organ kelamin pria adalah sebagai penghasil sperma. Dan sperma mulai dibentuk ketika seseorang pria sudah memasuki masa pubertas. Proses pembentukan sperma sendiri disebut dengan spermatogonium yang terjadi didalam tubulus seminiferus. Lalu bagaimana terjadinya spermatogenesis?. Spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel leydig, yang ketiganya terdapat didalam tubulus seminiferus. Dan berikut ini adalah penjelsan dari ketuga sel tersebut.
- Spermatogonium (sel induk spermatozoa) yakni adalah penghasil sperma
- Sel sertoli yakni merupakan pemberi nutrisi spermatozoa
- Sel leyding adalah merupakan penghasil hormon testoteron.
Hormone ini berperan dalam pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit skunder.dan spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon sebagai berikut :
1. LH (Luteinizing Hormone)
LH berfungsi sebagai alat untuk merangsang sel Leyding untuk menghasilkan hormone testoteron.
2. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH berfungsi sebagai alat untuk merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein). ABP berfungsi untuk merangsang spermatogonium untuk memulai spermatogenesis. Dan spermatogenesis terjadi dalam tiga tahap, yakni tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
- Tahap pematangan, sel primordial mengalami pembelahan mitosis yang berulang-ulang dan akan membentuk spermatogonia (tunggal=spermatogonium).
- Tahap pertumbuhan, spermatogonium bersifat diploid. Dan spermatogonia tumbuh dan berkembang membentuk spermatosit primer (diploid).
- Tahap pematangan, spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua spermatosit skunder (haploid). Dan spermatosit skunder akan membelah secara meiosis membentuk empat buah spermatid (haploid). Untuk setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi sperma (haploid). Proses pematangan spermatid akan menjadi sperma yang disebut dengan spermiasi. Dan proses pematangan sperma dipengaruhi oleh hormone testoteron. Dan untuk seoang pria normal biasanya mampu menghasilkan 2040 juta sel sperma dalam setiap mililiter cairan semen.
Sperma terjadi atas kepala dan ekor. Pada membrane yang melindungi ujung kepala sperma terdapat selubung yang disebut dengan sebutan akrosom. Sedangkan akrosom sendiri mengandung mengandung enzim hialuronidesa akrosin, dan antifertilizin. Sedangkan Hialuronidesa dan akrosin berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Dan hailuronidesa melarutkan hailunorid pada korona rediata sel telur. Dan akrosin akan menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida sel telur. Sedangkan antifertilisn sendiri adlah merupakan antigen yang berfungsi untuk melekatkan sperma pada sel telur. Dan bagian ekor berfungsi untuk alat gerak sperma, pada pangkal ekor terdapat badan sperma yang mengandung mitokondria. Metikondria sendiri berfungsi sebagai alat untuk menghasilkan energy bagi pergerakan sperma.